|Tiga|

286 40 4
                                    

Tidak tahu berapa lama Kaluna merasa tersesat dalam kegelapan. Dia seolah-olah berada dalam ruang kosong berwarna hitam dan sangatlah sepi. Namun, samar-samar dia mendengar seseorang memanggil namannya.

"Na, sadar!"

"Na, sadar!"

"Aku menunggu mu!"

"Sajana!"

Sajana! Itu bukan namanya!

Suara itu semakin jelas di indera pendengarannya. Bahkan dia mulai merasakan usapan di telapak tangannya. Bukannya kalau dia sudah mati tidak akan merasakan apapun?

"Sajana! Bangun jangan buat aku panik!"

Siapakah orang yang memanggilnya dengan Sajana itu?

Perlahan-lahan Kaluna membuka matanya gara-gara sesuatu yang dingin mengenai wajahnya. Dia mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk pada netra matanya.

"Apakah aku sudah ada di alam baka?"

Tapi apakah alam baka seperti ini? Tempatnya berada sekarang malah terlihat seperti kamar yang penuh dengan warna merah jambu.

Belum sadar sepenuhnya Kaluna sudah dikagetkan oleh penampakan seorang laki-laki yang ada di sampingnya. Laki-laki itu sangat tampan dengan rambut berponi yang jatuh tepat di atas dahinya. Wajah cowok itu terlihat lucu seperti anak kucing.

"Apakah aku berada di surga bersama pangeran?"

"Kamu udah buat aku panik!" Laki-laki itu bernapas lega.

Kaluna mengerjapkan matanya mengumpulkan sisa-sisa kesadarannya dari keterpesonaannya pada laki-laki itu. Ketampanan cowok itu benar-benar mampu menghipnotisnya dalam hitungan detik.

Usai mengumpulkan kesadarannya dia menyadari dia berada di kamar tidur bersama laki-laki itu. Berdua saja!

Kaluna bangkit dari tidurnya lalu mengecek kondisi tubuhnya yang ada di balik selimut. Ternyata dia masih memakai baju. Kenapa pikirannya menjadi tiba-tiba kotor seperti ini sih?

"Kepala kamu masih sakit?" tanya laki-laki itu.

Kaluna mengernyit. Sejak kapan kepalanya sakit? Harusnya kan tangannya yang sakit sebab dia sudah mengores pergelangan tangannya untuk mengakhiri hidupnya, semoga saja dia tepat mengores pada urat nadinya.

Tapi bukannya dia seharusnya mati? Lalu kenapa malah di sini? Siapa laki-laki yang bersamanya sekarang?

"Kamu tadi teriak di kamar mandi lalu waktu aku memastikan kamu kenapa ternyata kamu sudah jatuh di kamar mandi dan kepala kamu menghantam lantai. Apakah kamu sudah baik-baik saja?" Laki-laki itu kembali bertanya.

Kaluna memberengut lalu menggeleng. "Aku belum baik-baik saja, Nigra."

Tiba-tiba saja Kaluna merasa kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Sumpah, dia tidak ingin berucap seperti itu dan dia tidak tahu nama laki-laki itu tapi dengan tiba-tiba nama itu keluar sendiri dari mulutnya.

"Makanya jangan ceroboh lagi, Jana!"

Laki-laki yang bernama Nigra itu mengambil tisu yang ada di nakas lalu mengelap wajah Kaluna yang basah sebab cipatran air yang tadi dia berikan untuk menyadarkan Kaluna. Dengan lembut Nigra mengelap wajah Kaluna dan dengan begitu saja Kaluna sudah kembali dibuat terpesona.

"Kamu lemah, Kalu."

"Aku akan pulang ke rumah setelah kondisi kamu pulih," ucap Nigra.

Kaluna menarik tangan Nigra dan berhasil membuat Nigra duduk di sampingnya, satu ranjang dengannya. "Kamu ingin aku cepat pulih bukan? Maka menginaplah di sini."

Sequel (Selesai) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang