Dengan buru-buru Kaluna berjalan ke pintu kelasnya sekalipun berdesakan ia tidak masalah asal ia bisa segera bertemu Nigra. Hari ini Nigra tidak masuk sekolah dan ia tidak mendapatkan kabar apapun dari cowok itu. Ia sangat khawatir.
Kaluna menghela napas lega mendapati ada bus di halte bus. Berlari Kaluna menghampiri bus itu lalu masuk dan duduk di dekat jendela. Bus berjalan setelah tidak ada lagi penumpang yang naik ke dalam Bus.
Kaluna terus meremas jari-jari tangannya. Sejak tadi rasa cemas menggerayangi dadanya. Tidak biasanya Nigra seperti ini.
Setelah sampai di halte dekat komplek rumah Nigra Kaluna turun dari bus. Bergegas ia memasuki komplek rumah Nigra.
Sampai di rumah Nigra Kaluna segera mengetuk pintu rumah cowok itu tiga kali. Tak begitu lama pintu itu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang wajahnya mirip dengan Nigra, dia ibunya Nigra.
Senyum wanita itu menyambut kedatangan Kaluna. "Cari Nigra, ya?"
Kaluna mengangguk. "Iya, Tan, Nigranya ada kan?"
"Ada kok, dia ada di kamarnya sama Vanie. Dari tadi pagi Vanie di sini jadinya Nigra nggak sekolah. Ayo masuk, Jana." Mama Nigra memberi jalan untuk Kaluna masuk. "Kamu langsung ke kamarnya Nigra saja. Pasti Nigra senang sama kedatangan kamu ini. Jarang-jarang kan kamu kesini kalau gak sama Nigra."
Hati Kaluna berdenyut nyeri sewaktu Mama Nigra mengatakan itu. Vanie di sini sejak pagi dan di kamar Nigra!
Dan Nigra tidak sekalipun memberinya kabar dan membuatnya khawatir tidak karuan!
"Kalau begitu Jana ke kamar Nigra ya, Tante." Setelah mendapat anggukan dari Mama Nigra Kaluna melesat pergi ke kamar Nigra yang berada di lantai dua.
Sampai di depan kamar Nigra yang pintunya sedang terbuka Kaluna mematung melihat pemandangan di ranjang Nigra.
Di sana ada Vanie dan Nigra yang tiduran. Vanie melingkarkan tangannya di pinggang Nigra sedang Nigra menjadikan tangannya sebagai bantal Vanie.
Pemandangan itu akan menjadi pandangan paling romantis jika tidak dilakukan Nigra dan Vanie. Tapi pemandangan itu menjadi pemandangan yang dapat menusuk-nusuk hati Kaluna dan membuat Kaluna meneteskan air matanya.
Sakit.
Buru-buru Kaluna pergi dari sana sembari mengusap bekas air matanya yang ada di pipinya. Sebelum keluar dari rumah Nigra Kaluna berpamitan pada Mama Nigra dan membuat Mama Nigra keheranan untungnya Kaluna bisa membuat alasan jadi Mama Nigra tidak mencurigai ada hal aneh yang terjadi padanya.
🌼🌼🌼
Setelah dari rumah Nigra, Kaluna tidak langsung pulang sebab ia tidak ingin Ayah melihat kondisinya yang sedang kacau. Ia memilih kembali ke sekolah dan merenungi semuanya di rooftoop sekolah.
Seandainya Nigra dari awal mengatakan akan persahabatannya dengan Vanie apa ia akan merasakan sakit seperti ini sejak ia menjalin hubungan dengan Nigra?
Atau keputusan Vanie untuk menjauh dari Nigra adalah hal baik? Namun, kenapa cewek itu kembali mendekati Nigra lagi? Apa dia menyesal akan keputusan yang dulu dibuatnya?
Kaluna mengerti jika dalam kondisi sekarang di mana mental Vanie tidak stabil dia membutuhkan Nigra. Tapi pemandangan yang dilihatnya tadi bukankah itu terlalu intim?
"Arghhh!" Kaluna berteriak sembari mengacak-acak rambutnya. Mengingat apa yang dilihatnya tadi sangat membuatnya marah dan hatinya merasakan seperti diremas dan kemudian hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sequel (Selesai) ✓
Fantasi"Cintailah orang sewajarnya. Jangan sampai cinta mengendalikan diri kamu sepenuhnya. Kamu harus bisa memberikan ruang tersendiri antara perasaan dan logika ketika sedang jatuh cinta." Start: 16 Januari 2022 Finish: 09 Agustus 2022 *** Credit cover b...