|Dua Puluh Enam|

70 13 2
                                    

Kaluna duduk di ranjang kamarnya sembari memeluk lututnya juga mengigiti kuku ibu jarinya. Dia sedang cemas sekarang.

Malam ini Ayah memutuskan ke rumah keluarga Nigra untuk membatalkan perjodohan Kaluna, lebih tepatnya Sajana, dan Nigra. Semenjak Ayah pamit tadi diri Kaluna menjadi tidak tenang. Keputusan yang ia ambil adalah keputusan yang besar.

Hubungannya dengan Nigra setelah mereka jalan bersama kemarin malam perlahan merengang, itulah yang Kaluna rasakan. Tidak ada pesan dari Nigra atau pun bicara berdua dengan Nigra sewaktu tadi di sekolah. Mereka hanya saling menyapa.

Rasanya Kaluna merasakan sakit dan sesak sendirian. Mungkin inilah akhir penebusan yang dimaksud Jakti.

Kaluna tidak memberi tahu Jakti akan keputusannya untuk mengakhiri hubungannya dengan Nigra. Ia pikir Jakti pasti akan tahu sendiri. Pasti cowok itu membaca novel Krisan yang  perlahan halaman kosong mulai terisi penuh.

Jika benar Jakti mengetahuinya cowok itu tidak berkomentar apapun. Mungkin penulis tidak memberikan bagian lagi untuk Jakti toh seperti apa kata Jakti rasa cowok itu kepada Kaluna juga akan berakhir jika cerita Krisan selesai.

Tapi sebenarnya masih ada satu pertanyaan di benak Kaluna yaitu kenapa hanya dirinya yang harus menerima pembalasan dari sikap jahat Putri Lusila? Kenapa Pangeran Drew tidak?

Kaluna tidak berharap Jakti turut terluka seperti dirinya hanya saja ia penasaran. Dan sedikit pertanyaan tentang penulisan cerita Krisan yang sebenarnya adil apa tidak terhadap tokoh-tokoh yang di buatnya.

Kaluna meraih ponsel yang ada di nakas sebelah tempat tidurnya lalu mengirim pesan kepada Jakti untuk menghilangkan rasa penasarannya.

Sajana: Menurut kamu penulis novel Krisan adil tidak?

Sajana: Lalu kenapa hanya Putri Lusila yang mendapatkan balasan atas sifat jahatnya? Apakah Pangeran Drew tidak mendapatkan balasan juga?

Jakti: Menurutku penulis sudah adil.

Jakti: Apa kamu menganggap perasaanku padamu hanya main-main? Lalu apa menurutmu aku tidak terluka saat hatimu lebih memilih Nigra dari pada aku?

Jakti: Dulu Pangeran Drew menang karena cintanya terbalaskan, Putri Lusila juga mencintainya. Sayangnya, dia memanfaatkan perasaan cintanya untuk hal tidak seharusnya.

Jakti: Jadi sekarang aku tidak mendapatkan cintaku.

Mata Kaluna membelalak membaca balasan dari Jakti. Ia tidak menyangka. Ya, selama ini ia hanya terfokus kepada dirinya sendiri hingga sekali pun Jakti berteriak berkali-kali mengenai rasa sakitnya di hadapannya maka ia tidak akan mendengarkannya.

Jakti: Aku harap sebelum kisah kita ini berakhir kamu tidak menolak pelukanku seperti beberapa waktu yang lalu.

Kini kening Kaluna berkerut ia tidak mengerti akan pesan Jakti. Jakti menawarkan sebuah pelukan.

Pesan Jakti tidak lagi Kaluna pikirkan karena kini terganti oleh pesan-pesan Nigra yang tidak berhenti membuat ponselnya terus bergetar.

Sekarang Nigra kembali mengiriminya pesan setelah semuanya berakhir. Terlambat.

Nigra:  Sajana, kenapa tiba-tiba kamu akhiri semuanya?!

Nigra: Kamu sudah berjanji padaku tidak akan mengakhiri hubungan kita, Jana!

"Maaf aku tidak bisa menepati janjiku, Nig. Maaf aku memang orang yang egois yang mentingin rasa sakit aku dari pada hubungan kita," ujar Kaluna membalas pesan yang dikirim Nigra meski pun ia tahu Nigra tidak mendengarkannya.

Sequel (Selesai) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang