|Empat|

243 34 4
                                    

"Sosok Sajana yang jahat."

Kaluna tidak tahu di mana dirinya sekarang. Orang-orang di sekitarnya memanggilnya dengan nama Sajana. Lalu ada sesosok bernama Jakti Dakara yang berkata bahwa Sajana adalah seorang yang jahat.

Namun, seandainya Sajana adalah seorang yang Jahat lantas mengapa orang-orang di sekitarnya tidak menjauhinya?

Apakah kata-kata bahwa dunia tidak adil itu benar adanya?

Kaluna tidak pernah sengaja melukai orang-orang di sekitarnya bahkan memiliki niat untuk melukai pun tidak lalu mengapa orang-orang di sekitarnya malah menjahatinya? Tamparan dan hinaan selalu melekat pada dirinya.

Tapi apakah yang ia tempati sekarang adalah sebuah dunia? Dunia apa? Nyata atau sebuah dunia dari karangan  manusia?

"Mikirin apa?" tanya Nigra.

Kaluna menggeleng. "Tidak ada."

Nigra memperbaiki anak rambut Kaluna yang berantakan akibat tertiup angin. Mereka sekarang sedang berada di taman sekolah yang penuh bunga dan juga pepohonan. "Aku akan pulang lebih cepat," ucap Nigra.

"Kenapa? Kamu sudah izin?"

"Ada urusan keluarga. Orang tuaku sudah izin."

Kaluna mengangguk. Dia membalas tatapan Nigra padanya sembari tersenyum. Tulus, tatapan Nigra terlihat sangat tulus. "Apa kamu tidak akan bosan jika aku terus-menerus bilang aku mencintaimu?" tanya Nigra.

"Tidak. Aku malah menyukainya," jawab Kaluna.

"Aku-"

"Mencintaimu." Kaluna mendahului kemudian terkekeh. Nigra ikut terkekeh bersama Kaluna.

"Indah sekali dunia ini," pikir Kaluna.

Sebelum ini, sebelum dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, mana pernah dia merasakan sebuah cinta. Selama dia hidup dia tidak mengenal apa itu bahasa cinta dan cinta itu sendiri. Bahkan dia tidak lagi ingat bagaimana Mama dulu membesarkannya, apakah memakai hangatnya sebuah rasa cinta atau keterpaksaan belaka.

Seandainya Kaluna dapat merasakan cinta, entah itu dari Mama atau orang-orang di sekitarnya maka ia yakin tidak akan menggores nadinya dan juga tidak akan pernah ada di sini. Sebab menurutnya cinta adalah satu-satunya alasan untuk tinggal.

Cinta bisa mengubah segalanya.

Jika di izinkan Kaluna ingin lebih lama di sini, di tempat ini, di tempat yang tidak dia ketahui ini. Sebab di sini ada sosok Nigra Janakara yang bersedia memberikannya cinta yang belum pernah dia dapatkan sebelumnya.

🌼🌼🌼

"KAMU PENCURINYA!"

"KAMU KENAPA DIEM AJA?! KAMU BENERAN NYURI BUKU LATIHAN SOAL AKU?!"

"SELAIN GILA KAMU JUGA PENCURI YA!"

BRAKK

Kaluna mengebrak mejanya. Jujur saja tangannya sekarang terasa panas akibat ulahnya sendiri. Dia menatap ke pojok kelas di mana ada seorang cowok berkacamata yang sedang menyudutkan sosok Jakti, laki-laki yang ia temui tadi pagi.

Kaluna tidak mengira Jakti akan diam saja dituduh seperti itu padahal cowok itu terlihat garang sekali apalagi matanya yang kayak silet. Tajam bener!

"Jangan nuduh sembarangan! Cari bukti dulu sana!" sahut Kaluna.

"Kalu-kalu bisa-bisanya kamu belain si Jakti. Dulu aja waktu kamu dirundung nggak ada yang bela!"

Sequel (Selesai) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang