33. Long Time No See

852 119 7
                                    

HAMPIR setiap menit Mina menghubungi Miguel, namun sampai saat ini sama sekali tak ada jawaban dari pemuda itu. Rasanya sangat aneh, tak biasanya Miguel seperti ini.

Mina berdecak sebal, kemana sih cowok itu? Padahal hari ini mereka akan pergi ke sekolah untuk menyerahkan beberapa tugas. Namun dari pagi, Miguel sama sekali tak ada kabar. Bahkan chat yang semalam pun tak sempat cowok itu balas.

Menghela napas, Mina tak ingin peduli lagi pada kekasihnya itu. Melirik sesaat jam tangannya yang menunjukkan pukul sebelas siang, dengan malas ia membuka room chat lain dan mengetikan pesan.




you
ci, udah berangkat belum?


Rosie
belum nih, kenapa?

you
bareng yuk, gue bawa mobil


Rosie
eh? gue udah janjian sama june

Rosie
lo gak bareng migu?

you
dari semalam gak ada kabar

you
kira-kira dia kemana ya? lo tau enggak?

Rosie
gak tau, mungkin aja hpnya lowbat

you
ih terus gimana masa gue sendirian :(

Rosie
adudu kasian wkwk yaudah bentar nih gue kabarin june dulu

you
gapapa nih?


Rosie
santai

Rosie
eh gue ajak lisa boleh ya?

you
ajak aja

you
sekalian si una juga tuh atau yg lain

Rosie
okidoki



Mina memasukkan ponselnya ke dalam slingbag kemudian turun dari kamar. Di ruang TV, ia melihat Mama yang tengah sibuk dengan ponselnya. Sejujurnya ia masih malas untuk memulai obrolan dengan wanita itu, namun sekali ini saja ia mencoba meruntuhkan ego. Mina berdeham pelan, berjalan hati-hati menghampiri sang Ibu.

"Ma, hari ini aku izin bawa mobil, ya?" ucap Mina membuat perhatian Mama teralih padanya.

"Mau kemana kamu?"

"Ke sekolah, mau ngumpulin tugas," jawab Mina sekenanya.

"Jangan macem-macem," sentak Mama. "Ada Pak Edo, berangkat sama dia."

Mina merapatkan bibir, mencoba menguasai diri. "Hari ini ada kerja kelompok dan kayaknya bakalan lama. Kasian Pak Edo kalau harus nunggu."

"Mau kerja kelompok atau mau main? Jujur sama Mama," tegas wanita itu.

Mina meneguk ludah, bola matanya bergerak ke kanan-kiri. "Kerja kelompok, Ma. Di rumah Rosie. Kalau Mama enggak percaya nih telpon aja."

Mama menatap putri semata wayangnya itu lekat-lekat. Sampai kemudian wanita cantik itu mengalihkan wajah. "Ya sudah, kamu boleh pergi. Ambil kuncinya di Pak Edo, dia ada di depan," ucapnya.

Saat itu juga, Mina menghembuskan napas lega.

"Gue pengen protes anjir sama kepala sekolah," ucap Luna ketika gadis itu masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi tengah bersama Rosie.

quarantine, 97 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang