file 0.1 - X MIPA 4

785 88 24
                                    

file 0.1 : X MIPA 4

[ satu tahun sebelum pandemi ]




HARI itu hari Rabu.

Selepas istirahat kedua, para guru tak kunjung datang ke kelas untuk mengajar. Membuat para murid seakan bebas, apalagi dua pelajaran terakhir adalah Sejarah dan Matematika --yang mana adalah pelajaran paling dibenci bagi anak 10 MIPA 4, atau mungkin bagi sebagian orang di luar sana.

"Ini Bu Ayu gak bakal masuk apa gimana sih udah telat gini?" tanya Rosie, berjalan mendekat ke kumpulan Jiyo yang tengah berdiskusi tentang hal random.

"Kayaknya enggak deh, bentar lagi juga pergantian jam," jawab Echa.

"Eh, eh, lo pada tau gak kemarin Bubu dicegat lagi sama gengnya Saera," celetuk Jiyo memulai sesi gibah sembari memoleskan liptin ke bibirnya. Membuat Echa menoleh dan menatap tajam gadis itu seolah menyuruhnya diam.

"Hah? Gimana ceritanya?" tanya Bama yang tiba-tiba muncul entah darimana.

Ah, manusia yang satu itu memang selalu ada diantara para cewek, apalagi ketika sesi gibah sedang berlangsung.

"Ya biasalah, gue disuruh jauhin Miguel. Katanya gue terlalu akrab sama dia," jawab Echa sambil memainkan kaca rias milik Mina.

"Hah, gimana gimana? Orang kita aja sekelas ya wajarlah kalo akrab satu sama lain," ujar Rosie tersentil emosinya.

"Padahal dulu lo deket ya sama si Yena itu. Kok sekarang dia jadi kayak gini sih, Bu?" tanya Jiyo menyebutkan salah satu teman Saera.

Echa mengedikan bahu. "Dia duluan yang jauhin gue. Semenjak gue kepilih jadi ratu MOS bareng Jaka waktu itu."

"Walah, itumah iri namanya. Emang pelet si Jaka ampuh sih di kalangan para cewek," sahut Bama.

"Emang Migu sama Saera udah resmi pacaran ya?" tanya Mina, sibuk mencatat bersama Miya.

"Si Kiming aja lelet kalo nembak cewek. Lo ngarepin apa anjir dari dia?" sahut Yugo dari belakang.

"APA INI SEBUT-SEBUT GUE? LO SEMUA GIBAHIN GUE YA?" Miguel yang baru masuk kelas bersama Juna langsung menghampiri mereka.

"Kandangin noh cewek lu, kemarin dia cari gara-gara lagi sama Echa." Ejay yang tengah fokus bermain game langsung menyahuti. Ya, cowok itu memang sejak tadi diam-diam mendengarkan obrolan mereka.

"Saera? Kok bisa?" Miguel menarik kursi terdekat lalu duduk di sebelah Rosie.

"Ya bisa lah anjeng, lo gak sadar tu cewek terlalu posesif sama lo? Pacaran aja enggak udah berani nuntut ini itu," cemooh Juna.

"Tau tuh, dari awal juga gue udah ada feeling gak bener sih ke dia," sewot Rosie.

"Eh, tapi serius gue gak tau apa-apa. Lo diapain aja sama dia? Gak main fisik, kan?" tanya Miguel pada Echa.

Echa langsung menggeleng. "Enggak kok, cuma diomongin aja kalo gue jangan terlalu deket sama lo."

"Nah kan, si bego!" umpat Juna seraya menoyor kepala Miguel.

"Duh, maaf ya gue beneran gak tau. Saera juga gak cerita apa-apa sih ke gue. Entar deh gue ngomong ke dia," ucap Miguel sambil menepuk-nepuk rambut Echa.

"BAHAHAHAHA ANJIR NGAKAK INI AJA JUY GOYANG DOMBRET!" Di sudut lain ada Deka dan Yuju yang tengah asik memilih lagu dangdut untuk dinyanyikan bersama.

"Jangan koplo mulu ngapa sih njir, lama-lama gue daftarin juga lo berdua ke dangdut academy!" sahut Bama emosi sendiri. Malah disahuti tertawaan keras yang lain.

quarantine, 97 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang