42. Retrouvailles

644 97 22
                                    

MUNGKIN bagi sebagian orang, 11 MIPA 4 hanyalah kelas berisik yang tak tahu malu. Namun bagi Bama sendiri, kelas ini benar-benar sesuatu.

Tak pernah sebelumnya ia menemukan kelas seajaib ini. Meski awalnya Bama merasa ada yang tidak beres dengan anak kelasnya, namun perlahan ia bisa menyesuaikan diri dengan sifat asli mereka. Apalagi Bama yang mempunyai sifat ceria dan terkenal dengan julukan sosial butterfly-nya. Tak ada yang tak kenal dengan pemuda bernama lengkap Bama Chandra Ardana itu.

Cowok ini seakan menjadi ikon bagi anak 11 MIPA 4 sendiri.

Makanya sekarang, mereka tak ingin melepaskan Bama begitu saja. Satu persatu mobil mendatangi pekarangan rumah megah tersebut. Dan hal itu sukses membuat Bama terdiam sepenuhnya di tempat. Ada sesuatu yang menahan tepat di dadanya saat melihat wajah-wajah khawatir itu. Rasanya seperti bahagia bercampur sedih yang ia rasakan secara bersamaan.

"Lo semua ngapain..." Adalah kalimat pertama yang Bama lontarkan setelah seluruh teman-temannya berkumpul di depan rumahnya siang ini.

"Mana nyokap lo, gue mau pastiin lo itu lagi bercanda apa enggak." Jaka menerobos masuk. Membuat Bama yang berdiri di ambang pintu langsung menahannya.

"Nyokap lagi kagak ada. Lo ngapain sih?!"

"Elo yang kenapa! Gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba ngasih tau mau pindah sekolah." Jaka masih terlihat emosi. Membuat yang lain segera menghentikan cowok itu.

Bama terdiam. Memandangi ke-19 temannya itu satu persatu. Lalu tiba-tiba cowok itu tersenyum tipis. "Masuk, jangan pada berdiri mulu," titahnya kemudian.

Mereka saling pandang, tapi kemudian satu persatu melangkah masuk ke dalam.

Bama mengantar teman-temannya ke ruang tengah yang berukuran cukup luas tersebut. Untung saja di rumah sedang tidak ada siapa-siapa. Karena membawa ke-19 temannya ke rumah adalah bukan suatu hal yang mudah bagi Bama.

"Buset, Bam, ini rumah lo apa majikan lo sih? Megah amat." Zihao yang pertama kali menyeletuk.

"Iya anjir! Kayak rumah di sinetron Indosiar," sahut Jiyo. Yang lain sontak mentertawakan celotehan itu.

"Mau gue bikinin apaan?"

"Amer ada, Bam?" tanya Yugo, langsung mendapat satu tabokan dari Jian.

"Apa aja dah, yang penting halal," sahut Miguel mewakili semuanya.

"Bam, gue ikut dong. Mau liat dapur lo kayak gimana," seru Sabin mengekori Bama yang sudah beranjak ke dapur.

Mina dan Jiyo pun ikut-ikutan beranjak. Tak mau ketinggalan, Zihao juga diam-diam mengikuti mereka.

"Sebenarnya Bama kenapa sih?" Jian membuka topik, membuat seluruh atensi langsung teralih padanya.

"Lo gak tau? Belakangan ini sosmednya Bama banjir sama hujatan gara-gara masalah club waktu itu," jawab Rosie.

"Masa sih?! Kok gue baru tau," kata Miya tak percaya.

"Ya elo pacaran mulu sama buku gimana mau tau perkembangan terkini," sahut Miguel yang langsung mendapat cibiran dari Miya.

"Sumpah ya itu akun si Bama apa akunnya Nikita Mirzani sih isinya makian semua," kata Luna merasa miris.

"Titisan setan kalo dikasih hape ya gitu," celetuk Jaka.

"Serius sampe banyak yang hujat ke sosmednya?" tanya Echa. "Astaga, gue pikir masalahnya gak akan melebar kayak gini."

"Ya biasalah, Bu. Apa aja kalo udah nyampe sosmed langsung rame," kata Yuju. "Apalagi si Bama kan termasuk orang yang punya followers banyak, jadi ya gak heran kalo situasinya malah jadi kacau."

quarantine, 97 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang