Pesan dari Hati | 01

1.3K 127 1
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Dari tatapan matanya, dan senyum yang dipunya, seakan membuat getaran dalam dadanya."

🌼🌼🌼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼🌼

Mobil pick up yang terpakir di depan rumah Arhan, membuat Umma Rani langsung bergegas mengabari menantunya--Fajar, suami dari Tika--putrinya yang kebetulan kemarin malam pulang.

"Nak Fajar, mobilnya udah dateng, Umma tolong angkatin barang-barang Arhan ya. Gak banyak kok, Umma mau buat minum untuk Pakde."

Fajar yang sedang menyuapi Silla mengangguk, "Iya Umma, Fajar bantu angkatin."

Umma tersenyum, dan mengucapkan terimakasih. Kemudian, Umma Rani pun langsung meluncur ke dapur membuatkan minum.

Namun, saat sampai di dapur, ternyata Tika sudah membuatkan minum untuk Pakde Karto, menimbulkan senyum tipis melengkung dari wajah Umma Rani.

"Masya Allah, udah dibuatin toh, kirain Umma belom. Yaudah, Umma tinggal ya Nak?"

Tika yang sibuk mengaduk teh mengangguk.

Lantas, Umma Rani pun berjalan menuju kamar sang putra. Saat membuka gorden pintu kamar Arhan, Umma Rani langsung tersenyum saat melihat sang putra sedang bersiap diri.

Arhan menoleh pada sang Umma yang berdiri di depan pintu kamar. "Masuk Umma."

Umma Rani masuk ke dalam kamar sang putra, "Baik-baik di Jakarta ya Nak. Kalau ada apa-apa telepon Mas Fajar, atau Mbak Tika," ujar sang Umma, membuat Arhan mengangguk.

Arhan pun melangkah mendekati Ummanya, merengkuh tubuh renta tersebut untuk masuk ke dalam pelukannya. "Iya Umma, Umma juga selalu jaga kesehatan disini, jangan terlalu bekerja keras. Insya Allah, kalau di Jakarta Arhan dapet pekerjaan yang gajinya Alhamdulillah, Arhan bisa transfer ke Mas Fajar buat diserahin ke Umma nanti."

Umma Rani menggeleng dalam pelukannya. "Engga usah Arhan, Umma udah dapet pendapatan sendiri, uang dari gaji kamu buat mencukupi kebutuhan kamu aja. Hidup di Jakarta gak murah Nak, Umma tau pasti banyak keperluan yang akan kamu beli nanti."

Arhan tersenyum, dan mengecup pucuk kepala sang Umma yang tertutup jilbab. "Doakan Arhan bisa sukses di Jakarta, Umma."

Umma Rani mengangguk, "Pasti Nak, doa Umma akan selalu menyertai langkahmu."

Arhan melepas pelukannya, dan tersenyum. "Yaudah, Arhan berangkat sekarang ya Umma? Pakde udah di depan kan?"

Umma Rani mengangguk, ia pun mengusap pucuk kepala Arhan yang menundukkan tubuhnya, karena tingginya berbeda dari tinggi sang Umma.

Pesan dari Hati [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang