Pesan dari Hati | 06

842 99 8
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Tidak ada yang mustahil di dunia ini kalau semua sudah digariskan Allah akan terjadi."

🌼🌼🌼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼🌼

Universitas Gemilang merupakan salah satu kampus negeri yang terletak di Jakarta. Bangunannya yang tinggi menjulang, seakan menambah gagahnya Universitas tersebut.

Suasananya yang sejuk dari polusi udara di luar, membuatnya terasa nyaman. Pohon-pohon kokoh berdiri menjulang, seakan menambah asrinya taman. Arhan akui, Universitas ini sangat nyaman bila tinggal berlama-lama disini.

"Nah disana itu, fakultas akutansi," ujar Arsyila memperkenalkan bangunan di Universitas tersebut.

Zea juga ikut mengangguk, "Yang tadi kita lewatin itu, fakultas ekonomi dan bisnis ," lanjut Arsyila membuat Arhan juga ikut mengangguk.

"Lo mau lihat kantinnya gak? Di kampus ini, kantinnya jadi satu. Banyak banget makanannya, dari A-Z. Terus ada juga kaya minimarket, tepatnya di sebelah masjid."

Arsyila terus berjalan menyusuri koridor bersama Arhan dan juga Zea.

"Kalau mau ke koperasi, lewatnya dibelakang masjid, terus lurus, habis itu belok kanan. Sampai deh di koperasi kampus," ujar Arsyila seraya menunjukkan jalannya.

Arhan yang sedari tadi diam seraya telinganya terus mendengarkan, membuat batinnya merasa tentram, semua yang ada didiri Arsyila, seakan membuat Arhan selalu jatuh cinta. Tetapi, sekali lagi Arhan harus mengingatkan dirinya, bahwa ia tidak boleh berlebihan mencintai Arsyila.

"Duduk dulu deh Han, capek gue," sahut Zea, membuat Arsyila menatap sahabatnya yang langsung terduduk di kursi yang disediakan di dekat taman kampus.

"Arhan aja yang ditawarin duduk Ze, gue gak?"

Zea yang sedang mengatur napasnya, seraya mengipasi wajahnya yang berkeringat mendongak menatap Arsyila.

"Oh iya lupa kalau ada lo," balas Zea, membuat Arsyila lantas menggeplak pelan bahu sang perempuan, membuat empunya terkekeh.

"Canda La." Arsyila memutar kedua bola matanya, kemudian menatap Arhan yang sedari tadi hanya diam.

"Lo gak mau tanya apa gitu sama kita Han?" tanya Arsyila setelah duduk di samping Zea.

Arhan menatap sekeliling taman yang banyak orang berbincang, entah itu perempuan atau lelaki.

Pesan dari Hati [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang