Pesan dari Hati | 22

879 109 13
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Sukses memang tidak mudah, harus melewati banyak rintangan, dan terkadang perasaan lelah juga sering kali datang. Namun, setelah semuanya usai, kesuksesan akhirnya bisa digapai."

🌼🌼🌼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼🌼

Banyaknya orang yang berada di gedung Aula Universitas Gemilang membuat suara riuh saling bersahutan. Wajah gembira, serta kelegaan yang kini terpatri dimasing-masing wisudawan dan wisudawati.

Arsyila duduk sendiri di bangku seraya memainkan ponselnya, menunggu kedatangan sahabatnya--Zea yang menyempatkan diri untuk hadir diwisuda, disela-sela kesibukannya. Hari ini, ia memilih memakai baju kebaya brokat dengan warna biru, dihiasi kancing kait dibagian tengah dan aksen pita dibagian pinggang sehingga mempermanis tampilannya. Untuk jilbabnya, ia mengenakan jilbab pashmina warna biru, untuk bawahannya, ia memakai jarik batik berwarna coklat tua, sehingga tampilannya nampak elegan.

"Assalamu'alaikum Syila."

Arsyila mendongak menatap siapa orang yang menyapanya. Senyumnya langsung melengkung begitu sempurna.

"Wa'alaikumsalam, Arhan? Lo dateng? Gue kira gak bisa, soalnya kan katanya lo ada jam kuliah hari ini," ujar Arsyila mempersilahkan Arhan duduk di bangku depannya.

Acara wisuda memang belum dimulai, Arsyila berangkat lebih awal, agar tidak terlambat, sebab kalau terlambat, bisa-bisa ia tidak jadi diwisuda.

Arhan tersenyum tipis. "Iya Syila, sebenarnya ada mata kuliah hari ini, tapi Bu Nesa gak bisa hadir, katanya ada rapat dadakan."

Arsyila terkekeh. "Makasih udah datang Han. Gue lagi nunggu Zea juga."

Arhan mengangguk. "Apa Zara juga dateng? Soalnya kan Ikhsan juga ikut wisuda."

Senyum Arsyila sontak luntur. Ia lupa kalau Ikhsan juga ikut wisuda. Ah, bagaimana kalau mereka--Zea, Ikhsan, dan Zara bertemu?

"Gue lupa Han, tap--"

"Arsyila!"

Arsyila langsung menoleh seketika, saat suara perempuan yang satu minggu ini sangat ia rindukan akhirnya menyapa gendang telinganya.

Zea berlari kecil memeluk Arsyila yang sudah berdiri seraya merentangkan kedua tangannya. Kedua perempuan tersebut akhirnya berpelukan erat, seperti tidak bertemu bertahun-tahun lamanya.

"Gue kangeenn bangettt Zee! Lo disana ngapain aja sihh, Astaghfirullah. Sibuk bangettt keknya," ujar Arsyila sembari melepas pelukannya.

Pesan dari Hati [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang