Pesan dari Hati | 17

925 107 14
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Lelaki yang dipegang itu janjinya, bukan hanya sekedar ucapan cinta semata, apalagi mengumbar gombalan yang tidak ada artinya."

🌼🌼🌼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼🌼

Ketiga orang yang duduk bersama di dalam restoran yang cukup ramai, tidak membuat ketiganya merasa terganggu.

Arhan termenung mendengarkan semua cerita yang mengalir dari bibir Zea. Tadi, saat ia ingin melangkah keluar gerbang perusahaan, suara Zea memanggilnya, bersama dengan Ikhsan juga, hingga berakhirlah mereka disini.

"Tapi Syila tidak apa-apa kan?" tanya Arhan setelah Zea menceritakan apa yang terjadi di rumah keluarga Admaja tadi pagi.

Zea menghela nafas panjangnya, melirik Ikhsan yang juga menatapnya. "Syila akan berusaha baik-baik saja. Karena gue kenal dia banget, Syila selalu pura-pura kuat, walau hatinya bisa rapuh kapan saja."

Ikhsan menatap Arhan, "Lo juga udah tahu tentang hubungan Abang gue sama Zara sebelumnya?"

Arhan monoleh pada Ikhsan, kemudian menganggukkan kepalanya. "Iya, itu dimulai dari aku gak sengaja ketemu mereka."

Ikhsan menatap gelas minumannya, ia sungguh terkejut saat kabar bahwa Kevin ternyata sudah mempunyai hubungan dengan Adik dari Arsyila, yang ia tahu bernama Zara. Sungguh, Ikhsan sangat marah, berani sekali sang Abang mempermainkan perasaan Arsyila, yang sudah ia anggap sebagai Adik baginya.

"T-tapi Syila benar baik-baik saja Kan Ze?" tanya Arhan sekali lagi, membuat Zea menatap netra Arhan, menganggukkan kepala walau ia merasa ragu juga.

"Gue belum sempet ke rumahnya karena gak mau buat masalah keluarga mereka makin runyam, gue juga gak bisa salahin Zara juga, karena semua diluar kendalinya," jelas Zea kemudian meminum jus yang tersedia.

"Lalu pernikahan itu?" tanya Arhan disambut gelengan kepala oleh Zea.

••••

Kamar dengan nuansa biru muda, terdapat sentuhan warna putih tersebut menjadi gelap gulita, lampu dimatikan, tirai yang seharusnya tersingkap karena suasana cerah datang, tertutup rapat, hingga tersisa kegelapan saja.

Arsyila, perempuan yang duduk di atas ranjang menatap kosong dinding yang sudah ia siapkan akan ia pajang foto pernikahannya dengan Kevin. Namun, semuanya hancur dalam hitungan detik saat kebenaran tersebut terbongkar.

Arsyila tidak akan menyalahkan Adiknya.

Arsyila juga tidak menyalahkan kedua orang tuanya karena sudah menjodohkannya.

Pesan dari Hati [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang