Pesan dari Hati | 27

826 87 24
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Kalau mencintai seharusnya tidak sampai seperti ini agar bisa memiliki, karena bukan hanya menjatuhkan harga diri, tapi membuat rasa obsesi dalam diri merongrong tanpa disadari."

🌼🌼🌼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼🌼

Semua orang panik dan cemas saat Arsyila dibawa pulang berada dalam gendongan Dimas, lelaki yang kemarin malam mengkhitbah Arsyila dan ditolak juga olehnya.

Pertama kali raut wajah Abi Dika dan Umi Ida langsung berubah khawatir melihat keadaan putri mereka yang pingsan dalam gendongan lelaki.

Dimas meletakkan Arsyila di tempat tidur kamarnya setelah pintu kamar dibuka oleh Umi Ida. Sedangkan Abi Dika sibuk menelpon Dokter keluarga.

"Kakak, kenapa sampai bisa seperti ini?" gumam Umi Ida setelah duduk disisi ranjang dimana Arsyila masih memejamkan matanya.

Dimas menatap sendu wajah pucat Arsyila. Ia tidak tahu lelaki bernama Arhan menjadi alasan utama Arsyila sampai pingsan seperti ini.

Umi Ida menatap Dimas, lantas berkata. "Syila kenapa bisa seperti ini Nak Dimas?"

Dimas menghela nafas panjangnya sebelum menjawab. Netranya menatap kedua mata Arsyila yang masih tertutup.

"Syila awalnya baik-baik saja Tante, sebelum saya meminta izin untuk menelpon Arhan karena ada sesuatu yang ingin saya bicarakan. Tetapi, sebelum Syila memberikan ponselnya pada saya. Dia sudah menjatuhkan ponselnya terlebih dahulu, kemudian pingsan. Saya tidak tahu apa yang dibicarakan Arhan ditelepon," jelas Dimas membuat Umi Ida menatap kembali wajah Arsyila.

"Mari Dokter."

Umi Ida turun dari sisi ranjang Arsyila, mundur satu langkah kebelakang saat Dokter keluarga mereka datang untuk memeriksa Arsyila.

Abi Dika mencoba menenangkan Umi Ida yang menangis dipelukkannya. Kemudian Dokter Tania mulai memeriksa Arsyila.

Setelah selesai melakukan pemeriksaan pada Arsyila, wanita muda tersebut menatap semua orang yang ada di dalam kamar.

"Syila tidak apa-apa, dia hanya syok saja sehingga pingsan. Sebaiknya biarkan dia istirahat terlebih dahulu," ujar dokter Tania membuat Abi Dika dan Umi Ida mengangguk.

"Terimakasih dok," balas Abi Dika disambut senyuman oleh Dokter Tania.

"Baiklah, saya permisi dulu, kalau Syila ada gejala lain segera hubungi saya."

Pesan dari Hati [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang