Pesan dari Hati | 29

1K 98 31
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Terkadang, kita tidak tahu, bahwa didikan orang tua yang diajarkan, serta kasih sayang yang diberikan bisa membuat orang tua buta, hingga tidak tahu mana yang benar dan salahnya."

🌼🌼🌼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼🌼

Setelah memblokir nomor Arhan, Arsyila sama sekali tidak tahu menahu tentang keadaan lelaki itu, Arsyila bukannya tidak percaya pada janji yang Arhan ucapkan padanya. Namun, Arsyila merasa bimbang, karena sampai sekarang Arhan masih belum kembali ke Jakarta untuk menepati janjinya.

"Alhamdulillah," gumam Arsyila setelah selesai makan siang. Ya, rutinitas Arsyila kembali seperti biasa. Berangkat ke kantor, pulang, langsung masuk ke kamar. Begitu terus, sampai keadaan hatinya pulih.

Patah hati dua kali tidak pernah Arsyila bayangkan akan terjadi pada dirinya kini. Sesakit apapun perasaannya, akan Arsyila sembunyikan pada orang terdekatnya, sebab Arsyila tidak ingin Umi ataupun Abi sampai merasa khawatir padanya.

Tok tok tok

Arsyila tersentak kaget saat pintu ruangannya di ketuk seseorang dari luar.

"Masuk!"

Nilam masuk dengan kepala menunduk, lalu mengangkat kepalanya, menatap Arsyila.

"Bu, maaf ada seseorang yang ingin bertemu," ujar Nilam memberitahu.

Arsyila bangkit berdiri, merasa bingung siapa orang yang menemuinya sebelum makan siang selesai?

"Siapa?"

"Namanya Irfan Bu, katanya ada sesuatu penting yang harus disampaikan pada Bu Syila. Dia dari tadi maksa mau masuk terus," jelas Nilam yang dibalas anggukan oleh Arsyila.

"Suruh masuk Nilam, tapi kalau kamu keluar, pintu ruangan biarkan terbuka," titahnya membuat Nilam mengangguk.

Arsyila pun membereskan tempat makanan yang berada diatas mejanya. Kemudian ia masukkan kembali ke tempatnya. Lalu berjalan ke kamar mandi ruangannya.

Setelah keluar dari kamar mandi, Arsyila nampak terkejut melihat sosok lelaki yang sudah duduk tenang di sofa ruangannya.

"Mbak Syila ya?"

Arsyila terkesiap, lalu mengangguk dengan seulas senyum di wajahnya.

Irfan berdiri dari duduknya saat Arsyila berjalan ke arahnya.

Pesan dari Hati [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang