Pesan dari Hati | 14

767 99 8
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Terlalu cepat jatuh cinta ternyata bisa membuat kecewa, banyak kepercayaan yang diberikan, ternyata memberikan luka yang dalam."

Jangan lupa dengerin lagu di mulmed juga yah:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa dengerin lagu di mulmed juga yah:)

🌼🌼🌼

Dua hari lagi pernikahan Arsyila dan Kevin akan dilangsungkan, sang pengantin perempuan terlihat bahagia dengan wajah berserinya. Zara sendiri juga turut bahagia melihat Kakaknya bahagia. Sampai sekarang, Zara tidak tahu kabar mengenai Kevin lagi, sebab semua sosial media, ataupun nomornya sudah Zara blokir, hingga lelaki tersebut tidak akan bisa menghubungi dirinya.

"Kak Syila bahagia banget ya?" tanya Zara yang sedang membantu menuliskan nama tamu undangan bersama Zea, dan juga Arsyila.

"Ya seneng lah Za, orang mau nikah masa nangis-nangis sih, lucu lo!" sahut Zea seraya meminum juz yang disediakan Umi Ida tadi.

Arsyila tersenyum, ia turut membantu Adik dan juga sahabatnya menuliskan nama tamu undangan.

"Emang kenapa sih lo tanya begitu? Iri ya mau nikah juga?" ujar Zea seraya menggoda Zara yang mendelik di tempat.

"Zara iri? Helow? Bukannya Kak Zea yang iri? Sampai sekarang aja masih jomblo," balas Zara membuat Zea melototkan matanya.

"Heh! Jangan salah kira ya lo, gue udah punya calon tauk!"

Arsyila tertawa, "Calon? Siapa? Kak Ikhsan?"

Zea menoleh cepat pada Arsyila. "Eh, kok malah Kak Ikhsan? Enggaklah!"

Arsyila menyenggol bahu Zea yang salah tingkah. "Halah, kemarin aja Kak Ikhsan chat gue, tanya kado apa yang cocok buat Zea," ungkap Arsyila membuat Zea melototkan matanya pada Arsyila.

"Cie, cie, Kak Zea mau nyusul maried nih!" seru Zara membuat Arsyila lantas tertawa.

Memang benar, senyuman bisa menutupi luka yang sebenarnya, dan itu yang sekarang Zara lakukan. Semoga, Kevin bisa menerima Kakaknya, dan melupakan semua kenangan mereka.

Suara dering ponsel Arsyila membuat sang empu undur diri, dan melipir ke pojok ruang tamu, mengangkat telepon dari calon suaminya.

"Assalamu'alaikum Kak, ada apa?"

"Bisa ketemu sebentar gak? Di taman deket Restoran Cantika, ada yang mau aku omongin."

Arsyila mengerutkan keningnya, "Penting banget ya Kak? Gak bisa besok?"

"Sebentar aja Syila, aku gak mau menunda-nunda."

Arsyila menghela nafas panjang, "Baiklah, aku kesana."

Pesan dari Hati [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang