Pesan dari Hati | 03

894 111 6
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Melihat tawa yang tercipta di wajahnya, membuat benih cinta datang dengan sendirinya."

🌼🌼🌼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼🌼

Sudah satu minggu Arhan bekerja di perusahaan Admaja grup's sebagai seorang satpam, ia bekerja dari pagi hingga siang, lalu sorenya mulai bekerja di sebuah restoran. Ya, Arhan berkerja dua kali dalam sehari, sebab ia harus menambah uang biaya pendaftaran kuliah yang rencananya akan terkumpul beberapa hari lagi, sehingga nanti, ia bisa langsung mendaftar dengan jalur beasiswa.

"Hayoh Arhan, ngelamun aja! Awas nanti kesambet kamu," celetuk Pak Asep, satpam paruh baya yang selalu menemani Arhan bekerja. Arhan pun mulai akrab dengan lelaki paruh baya tersebut.

"Engga Pak Asep, aku cuma mikir aja, Non Syila emang selalu datang saat jam makan siang ya?"

Pak Asep meminum kopinya, seraya menatap orang kantoran yang berlalu lalang.

"Iya Han, Non Syila itu anak pertama dari Pak Bos yang palingggg sayang sama beliau, kalau bisa dibilang sih lengket bangettt, bahkan yang Non Zara aja, gak selengket itu," tutur Pak Asep, membuat Arhan manggut-manggut.

Netranya mematri mobil hitam yang mulai masuk ke dalam area perusahaan, membuat Arhan langsung menghampiri, sedangkan Pak Asep sendiri, hanya duduk saja, karena ia sudah hafal apa yang akan pemuda itu lakukan selanjutnya.

Arsyila keluar dari mobil, setelah memberikan kuncinya ke Arhan, bermaksud untuk lelaki tersebut memakirkan mobilnya ke tempat parkir, senyumnya pun terpatri indah di wajahnya, membuat Arhan lagi-lagi harus mengalihkan pemandangan.

"Lo udah makan belum Han?" tanya Arsyila seraya berjalan disamping Arhan yang akan menuju ke pos satpam.

Arhan menunduk sopan, lantas menjawab, "Belum Non."

Arsyila mengibaskan tangannya, "Kenapa masih manggil Non sih! Syila aja gakpapa," ujar Arsyila membuat Arhan menggeleng.

"Gak sopan Non, Non Syila kan anak dari Abi Dika, jad--"

Arsyila tertawa kecil, membuat Arhan pun diam-diam berusaha menetralkan perasaan asing yang menyusup ke dalam hatinya, saat telinganya mendengar suara tawa tersebut.

"Iya udah deh, terserah lo aja. Gue masuk dulu ya, nih, gue udah beliin nasi padang kesukaan lo, kata Pak Asep, lo pengen banget makan nasi padang tapi gak sempet beli, yaudah. Sekalian gue bawain deh, sama makan siangnya Abi!" ujar Arsyila dengan senyum yang tercipta manis diwajahnya.

Pesan dari Hati [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang