Epilog

2K 108 12
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Sekarang hanya kebahagiaan yang kini ada dalam keluarga, sebab kesedihan sudah berlalu hingga tak tersisa."

🌼🌼🌼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼🌼

Setelah tiga bulan pernikahan Arhan dan Arsyila, mereka berdua pindah ke rumah dimana Arhan sudah persiapkan. Karena sebelumnya, mereka masih tinggal di rumah Abi Dika dan Umi Ida.

Arhan memang sengaja memilih Rumah minimalis, dengan halaman luas di terasnya, terdapat kolam ikan sebelah kiri setelah membuka gerbang utama. Bunga-bunga yang mengelilingi kolam terasa asri bila dilihat. Arsyila mengembangkan senyumnya saat rumah yang ia pijaki seperti rumah impiannya.

"Kamu suka sama rumahnya?" tanya Arhan setelah meletakkan koper disebelahnya.

Arsyila menoleh dan tersenyum manis lalu mengangguk. "Iya Mas, seperti rumah impian Syila."

Arhan terkekeh, lantas menggenggam tangan sang istri untuk ia ajak masuk kedalam rumah.

"Oiya Mas, Umma gak ikut tinggal dirumah bersama kita?" tanya Arsyila saat sang suami sibuk membuka kunci di pintu utama.

Arhan menatap sang istri lalu menggeleng. "Kata Umma, beliau ingin tinggal di Desa saja, karena setelah operasi donor ginjal kemarin, Umma minta langsung pulang aja sayang."

Arsyila mengangguk paham, lantas tersenyum lebar setelah pintu utama dibuka oleh Arhan. Hal pertama yang ia lihat yakni, foto pernikahannya dengan Arhan yang terpampang nyata di ruang tamu.

"Kenapa fotonya ditaruh disitu Mas? Gak ditaruh di ruang keluarga aja?"

Arhan menggeleng, tangannya meletakkan kopernya terlebih dahulu, lalu menarik pelan pinggang ramping sang istri untuk mendekat padanya.

"Biar semua orang tahu, kamu hanya milik Mas saja," bisik Arhan diakhiri kecupan di pipi Arsyila, menimbulkan semburat merah muda menjalar memenuhi kedua pipi sang istri, yang sontak membuat Arhan terkekeh gemas.

"Ah Mas Arhan, gombal mulu!"

Arhan tertawa lepas, lalu mengajak sang istri untuk masuk lebih dalam ke rumah mereka.

••••

"Sayang!"

"Syila!"

Arhan memanggil sang istri yang tidak ada balasan sama sekali, membuat ia mengerutkan keningnya, dengan tangan yang sibuk memakai jas kantornya, Arhan turun dari lantai dua menuju ruang makan yang bersebelahan dengan dapur. Mungkin sang istri sedang memasak, pikirnya.

Pesan dari Hati [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang