Pesan dari Hati | 26

823 82 49
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Untuk apa sebuah pernikahan kalau dijalankan dengan penuh keterpaksaan?"

"Untuk apa sebuah pernikahan kalau dijalankan dengan penuh keterpaksaan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼🌼

Arsyila duduk ditengah-tengah antara sang Abi dan Uminya, netranya menatap dalam diam lelaki yang duduk di depannya.

"Kedatangan saya kemari dengan niat baik untuk mengkhitbah putri Pak Dika untuk putra saya Dimas," ujar Pak Rendy dengan senyum yang terpatri diwajahnya.

Abi Dika membalas senyum Pak Rendy, lalu menatap lelaki bernama Dimas.

"Nak Dimas kenal dengan Syila dimana?"

Dimas tersenyum terlebih dahulu, lantas menjawab, "Kebetulan Syila Adik tingkat saya waktu di kampus Om."

Abi Dika mengangguk, lalu menoleh pada Arsyila yang terlihat tenang duduk disampingnya.

"Eum, begini Pak Rendy. Sebenarnya putri saya sudah dikhitbah seorang lelaki," ujar Abi Dika membuat senyum Dimas luntur seketika. Netranya menatap wajah Arsyila yang terlihat tenang duduk di depannya.

Jadi, ucapan Arsyila yang mengatakan kalau dia memiliki calon suami ternyata benar? Dimas kira Arsyila mengatakan seperti itu karena ingin menghindarinya saja.

"Kami juga sudah menyetujuinya. Sekarang calon suami Syila sedang pulang ke kampung halamannya untuk nanti datang kembali melaksanakan khitbah resmi," jelas Abi Dika membuat Dimas tambah membisu.

"Tapi, sebenarnya saya juga tidak menolak khitbah dari Nak Dimas. Semuanya saya serahkan pada Syila saja. Karena yang menjalankan pernikahan Syila, jadi saya sebagai orang tua hanya menjadi perantara saja."

Dimas menatap netra Arsyila yang kebetulan juga menatapnya. Keduanya diam membisu, membuat Dimas pun membuka suara.

"Kalau Syila sudah menemukan lelaki yang dia cinta, saya ikhlas Om. Karena kebahagiaan Syila utama bagi saya," ucapnya dengan netra yang masih terpatri menatap Arsyila.

••••

Arhan hari ini akan kembali ke Jakarta seperti rencananya kemarin, setelah berdiskusi dengan sang Umma. Arhan tidak bisa menjelaskan semuanya pada Arsyila lewat ponsel. Jadi, ia memutuskan untuk datang langsung menemui Arsyila.

"Han, kamu mau pergi?"

Tika datang dan masuk ke kamar Arhan saat Arhan sendiri sedang membereskan beberapa barang yang akan ia bawa kembali ke Jakarta.

Pesan dari Hati [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang