Pesan dari Hati | 07

772 97 11
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Mencintai dalam diam memang diperbolehkan, tetapi kalau sampai melanggar aturan, terlebih berpacaran, maka tidak dibenarkan."

🌼🌼🌼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌼🌼🌼

Malam harinya, setelah makan malam selesai. Arsyila langsung mengajak sang Adik duduk di taman belakang terlebih dahulu, sebelum masuk ke dalam kamar mereka masing-masing.

Udara malam yang sejuk, di temani suasana malam bertaburan bintang, membuat kedua perempuan yang hanya beda usia satu tahun tersebut terdiam.

Suasananya hening, sebelum Arsyila menoleh pada Zara.

"Kamu tau gak Dek, kalau Kakak ajak kesini mau ngapain?" tanya Arsyila ingin tahu pendapat sang Adik.

Zara mengangkat bahunya, seraya menggelengkan kepalanya.

Arsyila tersenyum, ia mendekat ke arah Zara, dan melingkarkan tangannya ke bahu sang Adik.

"Kamu tahu gak, kenapa roti harus dibungkus sama plastik, sebelum dijual ke seluruh masyarakat?"

Zara terdiam seraya menggeleng, ia merasa bingung akan ucapan sang Kakak.

Arsyila tersenyum, ia lantas berkata, "Karena kalau roti gak dibungkus plastik, tidak akan terjamin kebersihannya, kamu juga tau bukan, kalau kuman dan virus bisa menempel dimana-mana."

Zara mengangguk. "Lalu apa hubungannya Kak?" tanya Zara bingung, membuat Arsyila pun terkekeh.

"Sama seperti perempuan. Perempuan diciptakan Allah dengan sebaik-baiknya insan di dunia, perempuan juga dianjurkan menutup auratnya, untuk menghindari syahwat dari yang bukan mahramnya," tutur Arsyila membuat Zara terdiam dan terus setia mendengarkan.

"Seperti halnya yang terkandung dalam Surat Al Ahzab Ayat 59, yang artinya ; "Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang," tutur Arsyila seraya tersenyum kemudian.

"Kak Syila, Zara boleh tanya gak?" tanya Zara yang lantas diangguki Arsyila.

"Tentu."

Zara membasahi bibirnya terlebih dahulu, "Kakak menjelaskan semua ini pasti Zara punya salah kan? T-tapi, Zara merasa tidak berbuat salah apapun Kak," ujarnya membuat Arsyila tersenyum.

Tangan Arsyila menggenggam tangan Zara, membawanya ke dada sebelah kirinya.

"Kamu bisa rasakan jantung Kakak berdetak bukan?"

Zara mengangguk.

"Kita saudara kandung, pernah singgah di rahim yang sama Dek. Jadi, Kakak percaya padamu, kalau kamu tidak akan pernah melanggar jan--"

Pesan dari Hati [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang