9 - Playing a game

90 24 9
                                    

Flasback: on

Mark baru saja pindah ke kos Neon sekitar semingguan lalu. Ayah Fandi pun sudah berangkat ke Canada meninggalkan anak semata wayangnya itu, dan hanya dibekali uang jajan bulanan, tak lupa seuntai pesan agar Mark selalu berbuat baik.

Malam ini adalah pertama kalinya lelaki itu keluar kos Neon setelah dari kemarin sibuk berberes. Langkahnya ringan menuju supermarket yang berjarak seratus meter kiranya dari kos. Hari ini, dia mau membeli minuman soda serta snack untuk menemaninya mengerjakan tugas. Dia juga akan membelikan Jack-yang juga baru saja pindahan- beberapa makanan.

"Makasih, Kak."

Mark menerima belanjaannya dan berjalan keluar market. Mulutnya bersenandung ringan, sampai sebuah isak tangis menghentikannya. Mark melihat sekeliling yang gelap mencari sumber suara. Tapi, di jalan segelap ini, mana ada suara tangis perempuan?

Mark kembali mendengar suara itu. Dia bersiap berlari sebelum sebuah kaki telanjang mengenai sepatunya.

"HUA! GODDAMN!"

Perempuan itu duduk menekuk lutut dan menunduk. Rambut panjangnya menjuntai menyelimuti tubuh kecilnya. Mark menjulurkan tangan untuk mamastikan dia orang atau bukan.

Kepalanya keras. Dia betulan orang.

"Eh! Eh, lo ... ngapain disini? Lo manusia, kan?"

Perempuan itu masih menangis. Detik berikutnya dia mendongak, menatap wajah Mark yang remang-remang akibat tudung jaket dikepala. "Gue putus," katanya singkat.

Mark melotot sempurna. "Apanya putus? Apanya?!" Dia berjongkok didepan perempuan itu dan menggoyangkan lengannya. Dalam pikiran Mark, 'putus' adalah sesuatu yang berbahaya. Seperti, putus pada anggota badan (?).

"Gue putus cintaaaaa! Cowok itu berengsek! Brengsek!"

"Holy shit!" Mark mengumpat. Dia kembali berdiri dan berpikir, apa yang bisa dilakukannya. Meski dia tidak kenal siapa perempuan itu, tapi Mark bisa merasakan sakit hatinya putus cinta. Meski juga, Mark tidak pernah putus cinta.

Lelaki berpakaian jaket itu merogoh sesuatu dalam belanjaannya. Dia menemukan satu batang cokelat Silverqueen, dan satu botol soda tanpa alkohol. Dia memberikan itu pada perempuan didepannya. "Nih buat lo. Gue mau balik, ya, sorry nggak bisa lama-lama disini. Lebih baik lo pulang. Kasian ortu lo nanti nyariin. Bye."

"Ma-makasih. Makasih ya!" seru perempuan itu sembari mengambil pemberian Mark lantas bangkit seraya mengelap air mata sialan.

Flashback: off

......

Mark bukan serta merta menceritakan hal itu. Dia menjatuhkan balok-balok susun itu (jenga) alhasil Jeno memberi hukuman untuk menceritakan bagaimana bertemu dengan cinta pertamanya dulu. Dan Mark, menjelaskan hal tersebut secara singkat, tentu tanpa menyebutkan nama perempuan itu apalagi kisah selanjutnya.

"Klise juga yah. Kak Yeri juga dulu begitu sama tuh bang Jun. Ya, hampir sama, sama lo, Bang."

Ucapan Jeno mendapatkan pelototan dari kedua insan didepannya. Yeri sedikit terkejut kenapa Mark seakan tersinggung, padahal Jeno sedang meledek dirinya. Dia berdeham, "Lanjut yuk. Tuh susun lagi, Mark."

Mark kembali menyusun balok-balok kayu tersebut. Dia membungkam mulut sampai pada gilirannya, dia mendapatkan sederet kalimat, "Tatap lawan mainmu sepuluh detik tanpa kedip."

Mark menatap Jeno untuk membantunya menyelesaikan hukuman. Tapi lelaki itu malah menunjuk Yeri dengan dagunya. Mau tak mau Mark menurut dan melakukan aksi tatapan itu dengan Yeri.

Tale Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang