Sayuran, sudah.
Buah-buahan, sudah.
Telur, sudah.
Minyak, sudah.
Roti tawar, sudah.Yeri selesai mengabsen belanjaannya dan memberi centang pada kertas catatan. Dia kini melirik Mark yang sedang mempersiapkan alat masaknya. "Alatnya udah siap?"
"Udah."
Pagi ini tepatnya, keduanya akan membuat sarapan seperti janji mereka hari lalu. Diantaranya telur orak-arik dicampur sayuran, sandwich telur isi sayur dan keju, potongan buah pisang dan alpukat, serta segelas susu cokelat kesukaan mereka berdua.
Yeri mempersiapkan bahannya. Dia tidak pandai memasak, namun untungnya sudah tutor lewat YouTube membuatnya sedikir paham, beda dari Mark yang jago masak.
"Gue potong wortelnya gini?" tanya Yeri yang pertama kalinya.
Mark mendeham. Dia membenarkan topi bunni-nya yang menutupi seluruh rambut lalu kembali menggoreng telur. Tanpa Mark sadari, ada seseorang yang menahan senyum sedari tadi. Tampilan Mark seperti ini adalah favorit Yeri selama mengenal Mark. Cakep gitu, mirip Lee Minhyung idol Korea.
"Ini masukin aja? Atau nunggu gue potong jamurnya?" Yeri bertanya lagi.
"Masukin."
"Ok. I got it!"
"Don't copy me, Ri!"
"What's, Mark? I got it?" Nadanya sedikit meledek.
Mark menghela napas. Dia kembali tak menggubris Yeri yang kini tertawa ringan. Jangan ngira kalau Mark tidak gugup, sedari belanja sampai saat ini, jantungnya tak bisa berdetak seperti biasa. Dia bahkan salah tingkah sendiri, apalagi saat Yeri banyak nanya. It's another level of cute, bung!
Bukan hanya itu, dari tawanya, gerakannya, emosinya, bahkan saat dia minum, semua akan Mark pandang lucu, gemas, dan cantik. Rambut perempuan itu juga tergulung asal-asalan dengan kaos lebar dan trening pendek. Mark berasa sedang masak bareng pacar, namun ini lebih dari itu. Special someone's lah kayaknya.
"Mark, gosong! Astaga ngapain si melamun?"
Tangan Yeri dengan cepat bergerak memegang spatula ketika Mark sedang kesulitan mematikan kompor. Namun, malah terjadi genggaman tidak sengaja keduanya. Yeri menoleh pada Mark yang sedang menatapnya, lalu saat tangannya hendak dia tarik, Mark posesif tak mau melepas.
"Oh, I'm sorry, I'm sorry." Mark dengan segera menarik tangan setelah sadar akan tindakannya. Dia berdeham untuk mengurangi gugupnya. Lalu berjalan ke arah lemari es, "Lanjutin ya, Ri. Gue ngupas buah aja."
Yeri mengulum senyum. Dia menatap punggung tangannya senang, lantas berteriak heboh tanpa suara.
Tak disadari Yeri, Mark diam-diam melirik arah perempuan itu yang begitu senang. Mark sekali lagi menyunggingkan bibir lebar. Dia menutup pintu kulkas, lalu duduk pada meja makan mengupas buah-buahan. Sesingkat hal tadi pun mampu membuat hati Mark bergelombang tak tentu arah.
"Telur dah siap! Gampang juga bikin ginian." Yeri menaruh sepiring scrambled egg itu pada meja.
Mark selesai memotong buah-buahan, lantas berjalan menuju pantri untuk mengisi roti tawar yang akan dijadikan sandwich. Yeri mendekat, melihat gerakan tangan Mark menata sayur dan keju. Mark melirik Yeri lantas berdeham, "Nih buat yang satunya. Tiruin aja kayak gue."
"Oke."
"Inget, sayurannya banyakin."
"I remember."
Sembari mengisi sandwichnya, Yeri bersenandung ria. Menyanyikan lagu dari Lauv dengan judul Canada. Mark yang kebetulan tau ikut bernyanyi.
"Mark, gue mau nanya nih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tale Of Us
Hayran Kurgu[novel] [end] ✔✔✔ Hanya dari kesalahan nomor saja membuat pemuda bernama Mark Leonardo Affandi, dekat dengan perempuan bernama Yeri Bullan Navia. Kedetakan mereka bukan sekadar manis-manis saja. Bahkan Mark rela merasakan sesak kala topik kehidup...