Warning⚠ ada adegan kekerasan! Dan banyak umpatan.
.....
Scoopy biru langit milik Mark baru saja sampai di halaman rumah Yeri yang luas. Diparkirkannya motornya dekat mobil putih milik Sena, lalu berjalan turun menyusul Yeri yang sudah duluan. Mark mendudukan diri dikursi teras. Memandang sekitar yang adem, penuh dedauan hijau.
"Jeno lagi main tuh sama Renzo. Lo gak mau ikutan nge-PS?" Yeri meletakan dua teh kemasan pada meja. Dia mendudukan diri disamping Mark. Tangannya bergerak membuka hp, dan mulai menjelajah Instagramnya lagi.
"Bentar lagi juga mau out," jawab Mark sembari meminum tehnya.
"Ke kafe ya?"
"Iya."
Tidak ada yang membuka suara setelahnya. Yeri sibuk dengan ponsel, dan Mark sibuk dengan pikirannya. Dia juga lelah alhasil malas mencari topik obrolan. Semilir angin disini begitu menenangkan membuat Mark menyandarkan kepala lalu memejamkan mata.
Yeri menoleh pada Mark, lalu terkekeh tanpa suara. Dia membuka bagian foto dalam ponselnya lalu mempotret wajah tampan Mark yang terpejam. Dia mengirimkan foto itu pada Mark setelah dia edit dengan berbagai stiker lucu pada aplikasi Canva-nya. "So cute, deh," gumamnya pelan.
Tak lama kemudian sebuah pesan dari nomor asing masuk pada hp Yeri. Dia membaca nomor itu dan langsung tau siapa pemiliknya. Jun Jaelani.
08xxx345xxx
Yeri ke gerbang sebentar.
Gue disini.
Please!
Ada hal penting yang mau gue omongin.
😞😞😞Helaan napas Yeri pelan. Dia menepukan dadanya dua kali lalu bangkit dengan satu tarikan napas dalam. Dia tidak boleh banjir air mata karena melihat Jun. Dia tidak boleh lemah lagi, karena dia sudah move on.
Baru satu langkah berjalan, tangan Yeri dicekal oleh Mark, membuat perempuan itu menoleh. Wajah datar Mark terlihat seraya kepalanya yang menggeleng pelan. "Jun, kan? Gue liat kok, dari tadi dia di gerbang."
"Dari tadi? Kenapa lo nggak bilang?" Yeri melepas cekalan Mark.
"Gue nggak mau lo nangis lagi."
"Mark, gue nggak selemah itu ya. Lo tau, gue mau nemuin dia itu buat melampiaskan kekesalan gue," tegas Yeri serta-merta dengan tatapan tajamnya.
Mark berdeham, lantas mengangguk-angguk. "Okay. Okay. Silakan!"
Tanpa lama lagi Yeri segera berlalu meninggalkan Mark yang cemas. Dia menatap lurus Jun dan Yeri dibalik gerbang setinggi dua meter tersebut. Meski hanya terlihat dari celah pagar saja, Mark bisa sedikit tenang ketimbang tidak terlihat sama sekali.
Sena tiba-tiba muncul membuat Mark terlonjak saking fokusnya.
"Kalau suka itu jangan diem aja." Sena mulai berbicara. "Masa nunggu Yeri konfirmasiin dulu. Yeri itu sekalinya nyaman sama seseorang, bisa sampai ujung dunia nempel terus. Nggak pernah bosen pokoknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tale Of Us
Fanfiction[novel] [end] ✔✔✔ Hanya dari kesalahan nomor saja membuat pemuda bernama Mark Leonardo Affandi, dekat dengan perempuan bernama Yeri Bullan Navia. Kedetakan mereka bukan sekadar manis-manis saja. Bahkan Mark rela merasakan sesak kala topik kehidup...