22 - Night date

95 17 7
                                    

Dewi bulan malam ini bersinar terang. Lampu di kos Neon sudah menyala cantik, ditambah beberapa makanan dimeja santai yang Tio dan Jack bawa. Mark mendudukan badan setelah bersih-bersih diri sepulang dari kafe. Tangannya mencomot satu pizza dengan mozzarella yang lumer.

"Habis dari mana nih abang-abang? Banyak bener makanannya?"

"Party lah. Naka habis ultah, di olehin banyak gini. Bapak ketua emang baik pol!" jawab Tio sembari menunjukan foto-foto dia dengan Naka dan teman lainnya. Mark mengangguk-angguk, lalu mengucap makasih atas makanannya pada Naka lewat layar hp.

 Mark mengangguk-angguk, lalu mengucap makasih atas makanannya pada Naka lewat layar hp

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Le, how is your relationship with Jeno's sister?"

Mark mengangkat kedua bahunya pada Jack, "Just the same. Friends."

"Really? Kedekatan lo selama ini cuma jadi teman?" Jack menggeleng tak percaya.

"Ya nggak papa. Nggak semua harus jadian kok. Ada yang cuma jadi teman." Kutipan itu Mark ambil di twitter beberapa hari lalu yang membuatnya tertohok. Bahwa, tidak semua yang dekat harus jadian, lalu pacaran, dan menikah atau happy ending lainnya. Realita yang menyakitkan memang bagi seorang Mark Leonardo Affandi.

Tio menjejeri Mark lalu merangkul bahu yang menurun itu. "Le, nggak papa kok. Ada temennya, nih!" Lelaki itu menunjuk dirinya sendiri. Mark menoleh sambil mengangguk-angguk. Wajah keduanya begitu memelas membuat Jack muak akan sandiwara teman kosnya itu.

"Jangan dengerin omongan Tio. Mending kalau lo serius, kejar aja terus. Lo nggak tau 'kan perasaan Yeri gimana? Mungkin dia juga suka, cuma masih denial aja, kek lo."

"Liat aja deh nanti. Hidup itu perlu santai dan menikmati. Termasuk waktu sendiri. Iya nggak Bang Tio?"

"Iya dong. Jack mah pacaran mulu sih. Mana ada waktu untuk self-love."

"Tai kalian."

Mark dan Tio terbahak. Jack berdecak untuk sekian kalinya. Tak lama lantas Mark kembali menatap Jack serius.

"Terus gue harus gimana dong, Bang? Kali ini gue nurut sama lo deh. Suer!"

"Beneran? Jangan nolak, dan terus maju kalau gue bilangin. Ya?"

Mark setuju dengan anggukan kepala yang mantap. Jack tersenyum senang karenanya. Sedangkan Tio, lebih ke tidak peduli, karena dia juga hampir sama sifatnya seperti Mark, berpasrah pada takdir dan doa.

Mantap, kalau kata Donni yang kini sedang sibuk dating.

.....

Scoopy sky blue itu sudah melaju dengan kecepatan sedang. Hoodie andalannya sudah melekat pada tubuh pengemudi. Malam ini, sesuai perintah sang ahli cinta, Jack Weston, Mark memberanikan diri menemui Yeri. Kata Jack tadi,

"Pertama ajak jalan dulu. Nah, berhubung lo mau ke apartment, ya udah mampir dulu ke rumah Yeri. Kalau dia mau diajak jalan, lo tinggal ngobrol dah. Tanya juga hubungan dia sama Jun. Kalau udah, ya udah gitu dulu. Lo terus anter pulang. Untuk besoknya, gue kasih tau lagi. Okay, good luck, my son."

Tale Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang