~EPILOG~
"Ayah, Leo udah ambil keputusan. Lulus semester empat besok Leo akan nyusul Ayah disana."
"Kamu udah pikirin mateng-mateng, Nak? Ayah nggak akan maksa apapun kok."
"Udah, Yah. Kemarin sama bunda ketemu dokter Yura lagi, dan katanya boleh-boleh aja tahun ini pergi. Terapinya juga udah nggak sering kayak tahun lalu kok. Leo itu udah sembuh yah."
"Iya, Nak, iya. Ya udah kamu tuntasin dulu semester ini ya, nanti Ayah mintai temen Ayah buat urus pindahannya."
"Makasih, Yah. Maaf Leo ngerepotin."
"Nggak ada yang ngerepotin, Leo itu anak Ayah tau. Ya udah sana belajar. Besok bunda sama adik-adik kamu Ayah suruh bantu beres-beres ya."
"Iya, Yah."
Dipandanginya jendela kos dengan lamat begitu hp tertutup. Langit begitu kosong hanya satu bintang saja yang setia bersama mendung sejak sore tadi. Digelap yang kelabu ini, Mark sudah memilih keputusan yang besar dalam hidupnya.
Pindah ke Canada, sekolah disana, dan menetap beberapa tahun sampai dia ingin kembali ke rumah mama. Atau sampai hatinya tenang dan tidak sakit mengingat kejadian delapan tahun silam. Lelaki itu yakin dirinya bisa melewati masa lalu kejam itu, dan kembali berbahagia.
Di setengah malam itu, Mark memejamkan mata dengan harapan di esok hari semua berjalan lancar. Termasuk saat bicarakan hal ini dengan pacar tersayangnya.
.....
Yeri sudah bersiap dengan outfit simpel serba hitam, kecuali rambut yang sudah dicat coklat tua. Liburan semester ini banyak membuatnya tersenyum karena dari kemarin dia menemukan banyak sesuatu. Dimulai dari bekerja part time dengan Ten sebagai rekan fotografinya, jalan-jalan dengan Mark, bahkan bisa makan malam setiap hari dengan keluarganya.
Jeno sepulang dari kampusnya lantas mendudukan diri di sofa sebelah Yeri. Matanya terpejam yang dapat Yeri tebak, dia pasti kelelahan.
"Mau nitip apa, Nong? Gue mau date nih."
"Kebahagiaan."
"Wah, so sweet. Nanti gue beliin ya."
"Gila!"
"Ih lo gak tau ya, Nong? Ada tau snack di alfa tuh namanya Kebahagiaan. Itu yang mau gue beliin karena-"
Yeri mendengkus begitu sang adik malah beranjak meninggalkannya. Tak lama dari itu suara pintu diketuk membuat kekesalan Yeri memudar dan menghampiri dengan senyuman.
"Hai, Ri," sapa Mark si tamu yang ditunggu-tunggu Yeri.
"Kok cepet amat? Katanya telat?"
"Iya, karena sampai bandara ternyata landingnya sepuluh menit lagi. Jadi aku sebagai supir mah langsung balik."
Yeri terkekeh seraya menerima tautan tangan Mark. Pagi ini Mark mengajak Yeri untuk jalan-jalan dengan naik bus kota, lalu berhenti di Taman Festival yang sedang dibuka sejak minggu kemarin. Tidak membawa scoopy biru langitnya karena biar mendapat suasana baru di date-nya kali ini.
Taman Festival diadakan setiap libur lebaran sampai kurang lebih satu bulan lamanya. Disana terdapat kuliner aneka ragam yang jadi tujuan utama orang-orang. Ada wahana bermain, ruang karaoke, coffee shop truck, dan panggung pentas seni.
Mark dan Yeri menghabiskan setengah jam untuk memutari taman luas ini. Lalu berhenti di gerobak toppoki dan ramen- makanan korea yang sedang trending di Indonesia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tale Of Us
Fanfiction[novel] [end] ✔✔✔ Hanya dari kesalahan nomor saja membuat pemuda bernama Mark Leonardo Affandi, dekat dengan perempuan bernama Yeri Bullan Navia. Kedetakan mereka bukan sekadar manis-manis saja. Bahkan Mark rela merasakan sesak kala topik kehidup...