Hari ini kuliah Mark secara online, dimulai siang nanti. Biasanya melakukan kelas virtual lewat aplikasi Zoom atau google met. Berhubungan dengan hal tersebut, lelaki dengan manik hitam pekat itu memilih untuk jalan-jalan dengan scoopy biru langitnya, menikmati udara pagi sambil jajan makanan di pinggir jalan.
*courses: google/sqoopy biru/
Motor sudah melaju sekitar lima kilo meter dari kos Neon. Melewati bangunan tua, kantor pusat, dan berbagai sekolah. Motornya berhenti di depan TK dimana terdapat gerobak siomay yang akhir-akhir ini jarang lewat depan kos Neon.
"Mang Baron, 3 bungkus ya."
"Siap, bang Mak."
Mark terkekeh lalu mendudukan dirinya pada bangku disana. Matanya memandang sekitar TK, melihat anak-anak kecil yang bergerombol masuk kelas. Beberapa menit pesanan selesai, dan Mark langsung membayarnya.
Baru saja tangannya menstater motor, suara halus itu kembali menyapa. Mark tampak terkejut, dan berpikir sejenak, apakah dia sedang berhalu mendengar suara Karina lagi?
"Eh, Kak."
Mark tidak berhalu. Karina sekarang malah sedang menyapanya. Mark mematikan motornya dan membuka kaca helm. Dia menatap Karina kikuk. "Ah, ya?"
"Ketemu lagi kita, Kak. Nama gue Karina." Karina menjulurkan tangan. Dirasa Mark tidak menanggapi, dia menarik tangannya kembali dan mengusapnya pada rok seragam.
"Nih udah gue lap tangannya. Takut kotor."
Mark tersentak dan langsung menggait tangan Karina. "Sorry, sorry. Mark."
Dalam batinnya Mark bertanya-tanya; mana yang katanya Karina itu jutek? Mukanya aja selalu tersenyum begitu. Hare kalau cerita memang suka ngasal.
Deheman dari mang Baron menyadarkan Mark yang langsung melepas tautan tangan mereka. Mark mengalihkan pandangan, malu.
"Ya udah, Kak, gue mau lanjutin jalan. See you."
Mata Mark mengikuti arah Karina pergi setelah gadis itu menerima sekantong siomay. Langkah gadis itu semakin jauh, sampai mang Baron menginterupsi membuat Mark berhenti menatap punggung Karina.
"Bang Mak, nggak dianterin itu ceweknya? Bodohnya kok sampai sebesar gini ya bang Mak. Parah!"
"Dia mau kemana emang?"
Mang Baron berdecak kesal sambil menghentakan satu kakinya. "Sekolah dong! SMA 89 jauh loh dari sini. Dia itu biasa anterin adiknya ke TK dengan jalan kaki. Terus mampir beli siomay, baru deh jalan ke sekolahnya."
Mark ber-oh ria. Dia masih anteng di atas motornya. "Emang nggak ada kendaraan dia? Atau nggak, dianterin gitu?"
"Mamang mana tau elah. Udah sana, nggak kasian banget deh. Nggak berperikemanusiaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tale Of Us
Fanfic[novel] [end] ✔✔✔ Hanya dari kesalahan nomor saja membuat pemuda bernama Mark Leonardo Affandi, dekat dengan perempuan bernama Yeri Bullan Navia. Kedetakan mereka bukan sekadar manis-manis saja. Bahkan Mark rela merasakan sesak kala topik kehidup...