4 - Kos Neon

145 27 11
                                    

Lelaki yang memiliki postur tegap dengan kaki panjang itu tengah berpose ala-ala selebgram di depan dinding halaman kos. Didepannya ada Mark dan perlengkapan kameranya sedang membidik ke arah Tio, sang model, yang terlihat tampan disana.

"Oke, Bang, cut!"

"Bagus nggak nih?" Tio mendekat melongok hasil jepretan sang adik.

"Nice, Dude. Modelnya aja udah kayak papan atas." Tak sepenuhnya meledek, karena jujur, Mark kagum pada visual Tio sejak pertama kali bertemu.

Jack tiba-tiba datang, meminta untuk berfoto bareng Tio.

"Jago bet sih, temen gue. Send to me, I'll be post on my Instagram story," kata Jack terkagum melihat foto dirinya.

Mark terkekeh senang. Semua keahliannya dalam bidang foto, tak lain karena ajaran ayah dan mamanya dulu. Terlebih sang mama adalah fotografer travelling yang cukup profesional. Dan ayahnya memiliki studio foto dengan dua cabang yakni di Indonesia dan Canada. Maka tak heran, anaknya juga turut ahli.

"Mark! Telepon nih!" Donni yang sedari tadi sibuk mengerjakan tugas di kamarnya bangkit membawakan hp Mark. Mark sempat menitip mengecas akibat stop kontak kamarnya penuh oleh Jeno, Hare dan Jaja-adik bungsu Hare- yang sedang menumpang PS.

Mark menatap layar hpnya. Nama, Yeri anak pak Suro, tertera disana.

"Ganti elah nama kontaknya. Cupu deh ah."

"Berisik lo, Bang Donni."

Suara di seberang begitu memekik memanggil namanya membuat Mark menjauhkan hpnya. Dia meringis, "Makan apa dia sampai suaranya mirip toa."

"Gue denger, Mark."

"Kenapa nih nelfon?"

"Hoodie lo ketinggalan di mobil gue. Mau diambil atau gue lempar sungai nih."

Mark mengerlingkan matanya tampak berpikir. Sejurus kemudian dia teringat, kalau tadi pagi hujan melanda, dan dia kehujanan dijalan akibat lupa bawa mantel. Akhirnya Yeri yang kebutulan lewat pun menawarkan untuk ikut dengan perempuan itu.

"Jangan bilang lo lupa. Ya udah gue buang ya-"

"Gue ambil besok. Simpen, jangan di otak-atik ya."

Mark hendak menutup panggilan sebelum Yeri menginterupsi cepat. "Mark, buka gerbang kos dong. Gue udah di depan nih. Mobil gue parkir dijalan nggak papa, kan ya?"

"WHAT'S!! Ngapain lo, anjir!"

Suara pekikan Mark membuat yang lain menoleh kaget.

Tio hanya menggeleng karena sudah sangat terbiasa melihat tingkah Mark yang begitu. Suka teriak, kaget, dan heboh sendiri tanpa jelas penyebabnya.

"Teriakan lo sampai sini, Mark. Dasar, strange boy! " Yeri terkekeh. "Cepet ah, nih gue sama bang Sena tau. Kata Jenong, lo cariin dia kemarin."

Panggilan ditutup sepihak oleh lelaki yang kini menghentakan kakinya keras-keras sembari berjalan ke arah gerbang. Dia berteriak, "JENO! YOUR SISTER IS SO DAMN!"

Jeno yang mendengarnya ikutan menyaut, "YERI IS NOT MT SISTER, BRO!"

.....

*halaman kos Neon. Ini kalau sedang dihuni sama anak-anak SMA; Jeno, Emin, Renzo, Hareza, plus Jaja.

 Ini kalau sedang dihuni sama anak-anak SMA; Jeno, Emin, Renzo, Hareza, plus Jaja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tale Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang