32 - All of happiness

88 11 9
                                    

Suara MC yang dibawakan oleh Jun Jaelani selaku panitia bazar telah menyambut hampir tiga jam lamanya dari pukul delapan acara dimulai. Saat suara Jun memanggil, "Kita saksikan penampilan perdana dari Sza's band five generation! Beri tepuk tangan yang meriah, Guys!", maka ada Mark di belakang panggung yang penuh debar meski sudah berulang kali optimis.

Anggota Sza itu masuk panggung satu persatu, dipimpin Arjun yang kini siap dengan mic-nya.

"Cek, cek. Halo, Guys! Apa kabar!" Arjun dengan riang menyapa penonton yang totalnya hampir mencapai ribuan yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat umum. Bahkan Mark dapat melihat Donni dan Tesa, serta geng empat dikerumunan paling depan sambil besorak-sorak. Sangat semangat ya jiwa konser mereka.

"Siap semuanya? Sorakannya dulu, manaaaa? Let's goooo!"

"Let's get it!" Mark memberi semangat pada dirinya. Dia kini mulai memetik gitar sebagai permulaan, diiringi musik lain dari temannya.

"Semuanya!" Arjun memberi aba-aba ketika lagu masuk bagian reff yang ditunggu-tunggu.

♪♪♪ And if you like midnight driving in the windows down
And if you like going places with can't even pronounce
If tou like to do whatever you've been dreaming about ♪♪♪

♪♪♪ Baby, you're perfect
Baby, you're perfect
So let's star right now ♪♪♪

"Whoooooaaaa." Sorakan penonton begitu menggila dengan senang. Mark bahkan melupakan debaran geroginya dan sibuk fokus dengan gitarnya.

Dalam kerumunan sana ada senyum manis yang tak luntur sejak langkah kaki pemuda itu naik panggung. Yeri saking fokusnya mengabaikan Joyana yang kesal. "Apa Joy? Jangan ganggu gue!" Jawabnya galak.

"Itu, dipanggil kak Ten. Dari tadi juga, fokus banget sih lihat doinya."

Yang disindir hanya menyengir lantas menyapa Ten yang baru saja menghampiri.

"Ini, Yer, nanti atau besok gitu ikut bahas soal pameran ya. Soalnya mau ambil beberapa foto termasuk punya lo, untuk pameran lagi di bazar fakultas Seni. Kalau nanti ada waktu lo dateng ke UKM Seni ya," jelas Tenggara dengan akhiran senyum. Lelaki keturunan Thailand itu lantas menyerahkan beberapa lembar foto termasuk hasil jepretan Yeri.

"Makasih ya, Kak. Tapi kayaknya gue dateng besok deh. Nanti ada kesibukan lain."

"Iya, sibuk pacaran."

Yeri mencubit perut Joyana yang kelewat jujur itu. Ten hanya tertawa lantas berpamitan. Yeri kembali berbalik melihat penampilan grup Sza dimana Mark menemukan mata coklatnya.

"Semangat!" sorak Yeri yang tentu tidak sampai ditelinga sang pacar. Namun, gerakan tangannya itu mampu membuat Mark tersenyum lebar di panggung. Yeri sedang menyemangati dirinya, pikir Mark.

"Eh, Yer, ini foto lo?" Joyana disebelah menunjukan salah satu jepretan Yeri.

Yeri berdehem masih tidak memalingkan pandangan.

"Ih sumpah, ini artistik banget loh. Ini keren banget njir. Lo pakai pelet apa biar bagus itu pasar?"

"Pelet cintaaaaa."

Penampilan pertama Mark sudah selesai disana. Yeri memeluk Joyana sebelum pergi ke stand-nya, dan mengecup singkat pipi sahabatnya itu.

"Yeriiiiii! Jorok banget cium-cium."

Sang pelaku terbahak, "Byeee, calon istri kak Guwino. Have fun!"

"Sialan kambing gulaiii!"

Tale Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang