Ketika dimensi lintas tak terbatas
Di ujung pagi
Di ujung senja
Diantara percikan air yang diraup tangan-tangan penuh harap
Ada hijau
Ada biru
Pada bentangan sayap tak bergerak, namun melaju
Ada tanya terbersit
Menyusup nyeri tak terhenti
Menguatkan nadi demi asa napas yang ingin bersautan
Seperti saat pagi pada gravitasi yang tak terbeli
Seperti saat siang menjulang awang
Seperti saat malam tak bersuara dengan kulit saling menyentuh tak terelakan
"Bagaimana ini bisa kembali terjadi?"
"Bagaimana rasa yang lenyap beratus-atus hari ada lagi?"
"Bukankah sudah lebur?"
"Bukankah sudah menguap luap tak ada sisa?"
"Bagaimana?"
"Bagaimana?"
"Atau mungkin begini kah manusia? Hatinya remuk tak berbentuk, namun akan kembali membiru pada suatu kecup bahkan tanpa kupu-kupu?"
Dan tanya berhenti
Tepat saat matahari terpatri di tepi awan yang melingkar tak sama
Tepat kala sadar tahu-tahu di sana masih masa lalu
Kendal, unknown time on Januari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
MAU MANDI TAPI SUDAH PERNAH
Random[Mature] Bisa jadi rangkaian diksi. Bisa jadi kumpulan puisi. Bisa jadi deretan fiksi. Bisa jadi buah-buah mimpi. Bisa jadi pilihan lain selain mati. Seperti semua hal bisa jadi. ©VanillaBear2019