Kamu

1 0 0
                                    

Aku tak kuasa untuk tidak membuka bibirku yang daritadi sudah menggumam 'woah' berulang kali. Aku mungkin sudah meneteskan salivaku jika pelayan bar tak segera menyodorkan segelas Irish Bomb padaku.

Tapi kamu yang sedang meliukkan tubuh begitu energik membuat birku menggumpal tanpa kusadari. Aku tak menyesal saat gumpalan itu tak bisa kunikmati. Aku malah mendapati diriku terkekeh bodoh. Bisa saja terbius denganmu yang tak kutahu padahal satu jam yang lalu suntukku menguar tak tanggung-tanggung karena beberapa hal.

Jeda membuatku jengah. Ingin kuhampiri saja parasmu yang tak main-main apiknya. Tapi aku memilih sabar. Andai kamu seorang diri, kupastikan tanganku sudah bergerilya lancang meminta tanganmu agar kamu tahu bagaimana pesonamu melenyapkan penatku.

Akhirnya kamu kembali memamerkan auramu. Lima belas menit yang lalu kamu mengumbar erotisitasmu lewat gerakan energik dibarengi Toxic milik Britney Spears, kini kamu membuatku kembali meneguk liur berulang kali karena keluwesan tubuhmu mengalun bersama musik bergenre hip hop-dance pop milik salah satu boyband terkenal.

Astaga !

Aku mengerjapkan mataku berulang kali.

Aku sudah lima tahun menjadi pelanggan tetap Kiss & Cry Club, tapi tak pernah kutemui tamu sememikat dirimu.

Aku terus berbisik pada diriku untuk menghampirimu. Demi apapun, aku tak tahan untuk tidak memuji dan meraup pengetahuan akanmu. Aku bingung. Pun malu. Sekali lagi, andai saja kamu sendiri.

Ah aku memang pengecut !

"One Tequini, please."

[B]BRUKK !!!

Konyol. Aku terjatuh dari tempat dudukku. Kamu yang tiba-tiba menghambur padahal bukan menghampiriku, membuatku hilang akal.

"Kau baik-baik saja ?" Tanyamu. Aku menggeleng, tapi dengan cepat juga mengangguk.

Kamu tersenyum dan setelah mendapat segelas Tequila Cocktailmu, kamu pergi meninggalkanku yang mendapati sesuatu terjatuh dari saku bajumu.

Hembusan napasku begitu ambigu. Antara senang karena ada alasan yang bisa kujadikan untuk mendekatimu dan lega karena milikmu terjatuh di aku yang tak pernah berniat macam-macam akan milik orang lain.

Buru-buru aku mengikutimu saat kulihat kamu puas bersenang-senang di lantai dansa. Aku tidak mau terlihat norak, jadi kubuat diriku sekeren mungkin saat mengembalikan kartu identitasmu yang terjatuh di meja bar saat kamu memesan cocktail.

"Hey, happy birthday!"

"...Jeon Jungkook-ssi."

Kamu tersenyum, mengambil kartu identitasmu, dan mengerling padaku. "Terima kasih, Park Jimin-ssi."

Aku bingung. Sejenak aku hanya mengerutkan kedua alisku. Bagaimana kamu tahu namaku?

Dan ketika aku kembali ke meja bar untuk memesan lagi varian cocktail manis, aku baru sadar--dompetku tak ada di tempatnya. Begitupun kamu.

🍸
,190613

MAU MANDI TAPI SUDAH PERNAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang