Kadang

66 2 0
                                    

Diantara nyalangan netra tanpa pejam satu detik saja

Atau

Diantara gegap sentak sadar akan nyaring alarm sialan yang melangkahkanku ke pancuran beku sunyinya subuh

Kadang aku mahir menyempatkan lelap diantara pagi yang rumit,

Sambil ongkang kaki menunggu beberapa pembeli, aku bisa memejamkan diri

Tidak, tidak sampai terbuai mimpi, tapi cukup untuk kembali menatap kaca tembus pandang yang terisi banyak dagangan

Dan kembali bertanya, entah pada siapa, tapi siapapun yang mendengarnya pasti akan mengira aku ini sinting

"Kenapa kita harus mandi setelah tidur?"

Seperti aturan itu terlalu saklek, padahal kan kita tidak berbuat apa-apa

Kita hanya menutup mata dan tubuh kita beristirahat

Sering aku bertanya dalam kadang saat aku mahir berkawan lelap

Tidak, tidak dengan mulut riuh hingga membuat para telinga memekak, tapi cukup terdengar untuk hanya sekedar telisikan angin kipas penghalau panas

Tentang, "kenapa kita harus mandi sebelum beraktifitas?"

Seperti sia-sia saja, toh setelahnya kita bermandi peluh berbau rusuh

Kadang dengan gigitan kecil secuil keripik kentang yang membawaku pada euphoria kepuasan ego mengecap dosa pada sebuah micin, aku sering bertanya

Dalam jengkel, dalam kesal, dalam lelah, dalam resah, dan dalam nelangsa bersamaan, "sudah mandi berapa kali hari ini?"

MAU MANDI TAPI SUDAH PERNAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang