Tadi, beberapa saat kukendarai laju motor matic tuaku, di hiruk pikuk yang menguar hambar bersama kabut bekas hujan setengah-setengah hari ini,
Kutemukan sebuah nyata yang sedikit kutanya tentang mengapa sebuah romansa dianggap begitu istimewa?
Semua kita, hampir sebagiannya, kupikir-pikir lagi, terlalu menganggapnya hal yang tak biasa.
Sebuah luar biasa yang aneh. Yang sebenarnya biasa, tapi jadi lebih dari sederhana.
Mengapa?
Kenapa?
Apa yang bisa romansa berikan sebenarnya? Kenapa dunia memujanya? Siapa dia? Dari mana dia? Dan apakah terbentuknya aurora ada campur tangan sebuah romansa?
Apa pemilik semesta sedang meramu romansa dengan para malaikatnya saat mencipta pancaran cahaya pada lapisan ionosfer, tergila-gila pada sebuah tautan rasa diantara mereka hingga memendar sebuah goresan teramat sempurna pada langit Norwegia?
Aku bingung, tapi juga memaham redam derap tanya tak terelak bahwa mungkin saja romansa seluar biasa itu, bahwa romansa sepenting itu, untuk kita, para manusia yang selalu rindu padanya.
Namun, meski redamku akan paham, tanda tanya tetap bergelantungan di atas ubun, diujung iris, bersamaan dengan lalu lalang kawanan kendaraan yang sedang menuju pulang setelah sehari penuh mengejar kebutuhan dunia.
Mengapa?
Kenapa?
Apa yang bisa romansa berikan sebenarnya?
Pada malam penasaran,
di kota kecil yang kubenci,
20200129
KAMU SEDANG MEMBACA
MAU MANDI TAPI SUDAH PERNAH
Losowe[Mature] Bisa jadi rangkaian diksi. Bisa jadi kumpulan puisi. Bisa jadi deretan fiksi. Bisa jadi buah-buah mimpi. Bisa jadi pilihan lain selain mati. Seperti semua hal bisa jadi. ©VanillaBear2019