Lengkungan bibirnya sempurna menanjak ke atas
Menyemburatkan tawa bahagia tanpa noda
Menari-nari leluasa di benak mereka-mereka, tanpa sadar bahwa beberapa menolak maya
Tak salah nyaman dalam kelakar kepalsuan,
Namun atau toh mereka yang mencela badut lucu sama saja
Hanya berbeda cara melawakkan tabuh genderang lara yang tak berkesudahan
Seokjin menghentikan gelaknya ketika Jungkook menyeret berat kedua boot yang berlumpur ke dalam kamar sepetak di atap rumah bekas yang ia beli beberapa tahun lalu.
"Tidak bekerja hari ini, hyung?" Sapa Jungkook.
"Tidak. Aku libur melucu hari ini."
Jungkook tersenyum getir. "Jimin sinting itu mengejek pekerjaanmu lagi?"
Matanya sewot tak setuju dengan Jungkook. "Ssst diam kau! Dia tak sinting. Dia benar. Aku seharusnya mencari pekerjaan yang jelas."
"Hyung, yang kau kerjakan tidak salah. Kau hanya menemani orang-orang yang berduka dengan tawa. Tidak salah. Sangat mulia malah." Jungkook melempar sepatu bootnya, membuat beberapa lumpur basah terpercik indah di seprei kasur lantai Seokjin.
"Jungkook, aku baru saja mencuci sprei itu." Seokjin segera bangkit dan menghapus noda-noda percikan lumpur kotor dengan ujung kaos yang ia jilat dengan ludahnya.
"Nanti aku akan membelikanmu sprei yang banyak, mesin cuci canggih, dan bahkan rumah berhalaman luas." Jawab Jungkook yakin.
Seokjin terdiam. Ia alihkan matanya pada kedua manik Jungkoook lama. "Apa kau habis bertengkar dengan Jimin?"
"Hari ini Tuhan masih bersamaku. Entah besok--" Suara Jungkook memelan, tenggelam diantara dengkuran halus yang mulai terdengar diantara sayup-sayup jangkrik malam.
Seokjin menyelimuti tubuh Jungkook, merelakan bed cover wanginya agar Jungkook tak kedinginan. Meski Seokjin tahu bahwa anak itu tak lama akan menggigil sedih karena tak bisa membunuh Jimin. "Mungkin ketika Tuhan bersamamu dan menyetujuimu, kau tak akan kedinginan lagi. Hah kasian sekali anak ini."
Lalu ia sendiri masuk ke dalam selimut, menyusul lelap Jungkook setelah ia sempatkan menutup catatan kecil bergambar kupu-kupu biru dan ia simpan di bawah bantal terepesnya.
20220129, gerutu Seokjin, kekesalan Jungkook, ketidakpekaan Jimin 05:23pm
KAMU SEDANG MEMBACA
MAU MANDI TAPI SUDAH PERNAH
De Todo[Mature] Bisa jadi rangkaian diksi. Bisa jadi kumpulan puisi. Bisa jadi deretan fiksi. Bisa jadi buah-buah mimpi. Bisa jadi pilihan lain selain mati. Seperti semua hal bisa jadi. ©VanillaBear2019