Part 4

2.4K 394 229
                                    

CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, JIKA TERDAPAT KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DAN KEJADIAN HANYA KEBETULAN SEMATA, DAN MURNI DARI IMAJINASI PENULIS.

MENGANDUNG BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR DIMOHON PARA PEMBACA UNTUK LEBIH BIJAK DALAM MEMILIH BAHAN BACAAN.

MENGANDUNG BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR DIMOHON PARA PEMBACA UNTUK LEBIH BIJAK DALAM MEMILIH BAHAN BACAAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👠👠👠

Tok... Tok... Tok...

Pertemuan Hunter dan yang lain di interupsi oleh ketukan pada pintu tempat mereka biasa berkumpul.

Emerald Francois, atau biasa mereka panggil Emma, melongok an kepalanya dan memanggil nama Hunter.

"Maaf Mr. Bloodstone, ada yang ingin bertemu dengan anda." Kata Emma.

"Siapa?" Tanya Hunter karena merasa tidak memiliki janji temu dengan seseorang pada jam-jam sekarang.

"Miss Barnes. Putri dari senator Barnes."

Jawaban Emma membuat Henry bersiul nyaring.

"Sepertinya bertambah lagi satu korban yang terpikat pada pesona Hunter." Goda Henry.

Hunter mengabaikan hal itu dan berpaling pada Emma untuk mengajukan protes. Tapi Emma lebih dulu membuka suara, memberi pembelaan pada dirinya sendiri.

"Maaf mr. Bloodstone, saya sudah bilang bahwa anda sedang ada pertemuan penting. Tapi miss Barnes nekat menunggu sampai selesai. Sudah tiga puluh menit beliau menunggu."

Jawaban yang Emma beri membuat Hunter berdecak kesal. Laki-laki itu bangkit berdiri dan keluar ruangan.

"Aku temui dia dulu." Pamit Hunter.

Hal ini bukan pertama kalinya, ada orang yang baru saja Hunter selamatkan dari kasus penculikan, penyanderaan, ataupun disekap datang menemui Hunter setelahnya. Khususnya yang berjenis kelamin perempuan. Mereka bilang bahwa ingin berterima kasih, nyatanya hal itu mereka manfaatkan untuk mendekati Hunter.

Jujur saja Hunter tidak suka itu. Hunter belum memikirkan apa-apa tentang pasangan, dan sebisa mungkin ia memang menjaga jarak dengan lawan jenis. Entahlah, Hunter pikir wanita itu makhluk yang merepotkan dan cukup rumit. Jadi sampai sekarang Hunter belum pernah berkencan.

Hunter masih suci? Iya. Hunter berani jamin itu. Pernah sekali pas dia masih duduk di bangku high school dia menyukai seorang gadis biasa saja, yang sederhana, pandai, dan pendiam. Tapi jika menyangkut pelajaran gadis itu sangat luar biasa. Selalu ranking, bahkan pernah menjuarai olimpiade nasional. Selain itu pelajaran non akademiknya pun tak kalah bagus. Hanya saja dia berasal dari kalangan biasa, orang tuanya bukan orang yang kaya raya seperti Hunter maupun teman-temannya yang lain. Tapi karena kesederhanaan inilah yang membuat Hunter terpikat.

Hunter jadi menaruh perhatian lebih padanya. Sering dekat dengannya, menghabiskan waktu dengannya, berdebat mengenai pelajaran, atau ilmu pengetahuan yang ada. Hunter menyukai gadis ini karena ia apa adanya.

TEMPTATION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang