Part 66

2.2K 329 85
                                    

CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, JIKA TERDAPAT KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DAN KEJADIAN HANYA KEBETULAN SEMATA, DAN MURNI DARI IMAJINASI PENULIS.

MENGANDUNG BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR DIMOHON PARA PEMBACA UNTUK LEBIH BIJAK DALAM MEMILIH BAHAN BACAAN.

MENGANDUNG BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR DIMOHON PARA PEMBACA UNTUK LEBIH BIJAK DALAM MEMILIH BAHAN BACAAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👠👠👠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👠👠👠

Hunter dan Rae tiba di Main Teach saat makan siang, setelah mengantar Rae ke ruang kerja Jess, Hunter melesat pergi menemui teman-temannya di ruangan Enrique.

"Mana Shannon dan Hira?" Tanya Rae setelah semenit ia duduk bersama yang lain.

"Hira menemani Lius yang sedang sakit, Shannon pergi kencan dengan Shane." Jawab Ruby yang hanya dibalas anggukan kecil oleh Rae.

Hal itu dimanfaatkan Celin untuk mendekati Rae, "Apa kau dengar sesuatu tentang Laiv Blancho? Ada yang bilang dia menghilang."

"Iya. Aku tidak sengaja dengar Rod bilang seperti itu tadi pada Hunter. Tapi aku yakin ia tidak bisa pergi begitu saja dari Amerika." Jawab Rae.

"Hal itu malah membuat kita tidak bisa kemana-mana kan? Dan terus terkurung di tempat ini." Ruby melipat tangan di depan dada dan memasang wajah cemberut. "Aku bosan disini terus, aku butuh action."

"Kau berlatih tembak disini, kau berlatih kick boxing, dan kau berlatih beladiri. Apanya yang butuh action? Semua itu memangnya bukan action?" Sahut Emma dengan dingin.

"Sangat berbeda Emma, latihan dan mengalaminya langsung akan sangat berbeda rasanya. Aku butuh adrenalin nya."

"Kau butuh darah sungguhan saat kau menembak, iya kan?" Celetuk Celin.

Ruby menjentikkan jarinya di depan wajah Celin, "Benar sekali. Akan lebih seru jika ada darahnya."

"Dasar psikopat." Cibir Jess.

"Aku mantan pembunuh bayaran Jess. Suara letusan tembakan dan darah yang menyembur adalah kepuasan tersendiri bagi kami." Balas Ruby.

Rae kembali berdiri hingga membuatnya menjadi pusat perhatian.

TEMPTATION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang