Part 2

3K 420 210
                                    

CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, JIKA TERDAPAT KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DAN KEJADIAN HANYA KEBETULAN SEMATA, DAN MURNI DARI IMAJINASI PENULIS.

MENGANDUNG BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR DIMOHON PARA PEMBACA UNTUK LEBIH BIJAK DALAM MEMILIH BAHAN BACAAN.

MENGANDUNG BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR DIMOHON PARA PEMBACA UNTUK LEBIH BIJAK DALAM MEMILIH BAHAN BACAAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👠👠👠

Hunter tiba di mansion Stonelaw pada dini hari, seperti yang sudah ia perkirakan, keadaan rumah mewah itu terlihat sepi dan sunyi karena penghuninya pasti masih terlelap. Akhirnya Hunter memilih pergi ke kamarnya sendiri dan mengistirahatkan tubuhnya.

Menemui Valerie Bloodstone untuk mengucapkan selamat ulang tahun pada dini hari seperti ini bukanlah pilihan yang tepat. Hunter hanya berdoa semoga oma-nya itu bisa memaafkan kelalaiannya, dan hubungan mereka baik-baik saja.

Tapi satu masalah mengundang masalah lain, dan sepertinya Hunter tidak akan dimaafkan dengan mudah kali ini.

Begitu bangun dan turun ke bawah untuk sarapan, Hunter dihadapkan dengan Valerie Bloodstone yang super dingin.

"Oma... Selamat ulang tahun. Maaf, aku terlambat mengucapkannya." Ujar Hunter mencium kedua pipi oma-nya dan berjongkok disisi Vale sambil menatap wajah cantik yang telah keriput tersebut. Tapi menurut Hunter oma Vale masih terlihat cantik di usia yang sudah tidak muda lagi ini.

"Mana hadiahnya?" Tangan Vale menengadah minta hadiah padanya.

Sedangkan si cucu hanya bisa terpaku pucat, karena kelalaiannya tak hanya satu. Ia memang lupa dengan ulang tahun Vale, lupa mengucapkan selamat ulang tahun tepat waktu, dan lupa membawa hadiah. Hunter akan benar-benar mati kali ini.

Melalui ekor matanya, Hunter bisa melihat kedua adiknya menutup mulut karena sedang menahan tawa. Mereka pasti senang dengan situasi yang sedang ia hadapi. Vale mungkin terkesan sok dan egois jika seperti ini, tapi percayalah Vale hanya kesepian karena semua cucunya kini sibuk bekerja melakukan misi hingga lupa mengunjunginya. Bahkan lupa menghubunginya.

Akhirnya Vale mengalah dan meminta para cucunya untuk datang dan berkumpul tiap hari ulang tahunnya, begitupula dengan ulang tahun Dante. Agar hubungan dekat mereka tak merenggang, dan meski tidak bisa datang karena ada urusan yang lebih penting, setidaknya mereka bisa menelpon atau mengirim pesan. Permintaan Vale hanya sesederhana itu, tapi masih saja ada yang melupakannya. Wajar jika Vale kecewa, karena ulang tahunnya hanya satu tahun sekali, dan mungkin baru satu tahun sekali itu juga ia bertemu dengan cucunya yang kini sudah tersebar ke seluruh Amerika.

Vale bahkan sempat mengutuki Red Blood karena telah membawa cucu-cucunya pergi, namun disisi lain Vale bangga sebab cucu-cucunya itu sangat pemberani.

"Hadiah?" Ulang Hunter dengan cengo.

Vale bisa menebak jika Hunter lupa, apalagi dengan wajah setengah bodoh yang menurun dari Dante dan Thunder itu.

"Oma kecewa." Kata Vale mulai menghadap lurus, mengabaikan keberadaan Hunter yang kini sudah bertumpu pada kedua lututnya dan meraih tangan Vale.

TEMPTATION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang