Part 72

2.4K 280 83
                                    

CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, JIKA TERDAPAT KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DAN KEJADIAN HANYA KEBETULAN SEMATA, DAN MURNI DARI IMAJINASI PENULIS.

MENGANDUNG BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR DIMOHON PARA PEMBACA UNTUK LEBIH BIJAK DALAM MEMILIH BAHAN BACAAN.

MENGANDUNG BAHASA YANG KASAR DAN VULGAR DIMOHON PARA PEMBACA UNTUK LEBIH BIJAK DALAM MEMILIH BAHAN BACAAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


👠👠👠

Pagi itu Lius masih merajuk karena Duncan tak mengijinkannya membolos supaya bisa ikut mengantar Hira ke rumah sakit. Anak berusia sepuluh tahun itu menolak sarapan, dan terus mengerucutkan bibirnya sepanjang perjalanan menuju sekolah.

"Kalau kau tidak ada pertandingan bisbol hari ini, mungkin daddy akan mengijinkan mu untuk bolos dan ikut mengantar tante Hira. Tapi nanti sore kau ada pertandingan bukan?" Kata Duncan yang diabaikan Lius begitu saja.

Mobil Duncan telah berhenti di depan gerbang sekolah, beberapa anak bahkan terlihat masuk ke gerbang yang akan Lius tuju. Dan Lius pun mulai menyiapkan barang bawaannya.

"Jangan merajuk, nanti sore daddy akan datang melihat pertandingan mu dengan tante Hira."

Apa yang Duncan katakan membuat Lius terkejut dan menoleh senang.

"Benar daddy??"

"Iya. Kau bilang orang tua murid boleh datang kan?"

Lius mengangguk dengan bersemangat. Bibirnya yang mengerucut tadi telah melebar penuh senyum, membuat Duncan tertular dan ikut tersenyum juga.

"Mau dibawakan apa nanti?"

Kali ini gelengan kepala lah yang Lius beri, "Tante Hira saja cukup daddy. Nanti kita makan di kantin paman John ya."

"Memangnya ada apa disana?"

"Tidak. Biasanya setelah pertandingan teman-temanku makan disana bersama keluarganya. Aku ingin sesekali makan disana dengan daddy, tapi daddy sibuk."

Hati Duncan terasa tercubit mendengar hal itu, ia pun mengelus rambut Lius dan mengucapkan kata maaf.

"Maaf kan daddy ya."

TEMPTATION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang