34. Undangan

8.1K 647 31
                                    

"Kenapa mengeluarkannya di dalam?!" Protes Sakura setelah tenaganya kembali. Ia duduk bersama Sasuke di sebuah sofa. Tentunya bukan duduk biasa, lebih tepatnya duduk di pangkuan Sasuke dengan Juke yang masih berada dalam miliknya.

"Aku lupa, Ra." Balas Sasuke santai. Ia menghentakkan pinggulnya secara tiba-tiba dan membuat Sakura mendesah sesaat.

"Ckck.. aku jadi harus meminum obat pencegah kehamilan." Sakura berdecak kesal, Sakura paling tidak suka meminum obat, makanya ia meminta Sasuke mengeluarkan di luar ataupun memakai kondom.

"Nanti aku belikan." Sahut Sasuke, dengan seulas senyum.

"Tidak usah. Aku akan mengambil pil Ino saja saat pulang ke rumah."

Sakura sangat mengetahui barang-barang kepunyaan Ino. Ia pernah melihat begitu banyak stok obat pencegah kehamilan ataupun kondom. Jadi Sakura tidak perlu repot membeli obat-obatan, toh kamar Ino sudah seperti apotek. Bahkan, Ino juga menyetok banyak alat tes kehamilan.

"Ra.. aku saja yang belikan. Ini termasuk tanggung jawabku."

Sakura merasa curiga, kalau Sasuke memaksanya pasti ada sesuatu yang direncanakan oleh Sasuke. Jangan pikir Sakura bodoh, mudah tertipu oleh akal bulus Sasuke.

Sasuke bisa dengan cepat menyadari tatapan kecurigaan Sakura kepadanya. Sasuke dengan tenang menanggapi kecurigaan Sakura.

"Ini kesalahanku, bukan? Jadi aku merasa bertanggung jawab, Ra." Ucap Sasuke yang bersikap seolah murni tidak ada maksud terselubung.

"Tapi aku tidak butuh pertanggung jawabanmu. Selagi aku bisa, apalagi Ino saja bisa tidak hamil walaupun sering melakukannya. Aku percaya pil yang Ino punya lebih ampuh mencegah kehamilan."  Balas Sakura dengan mengulum senyum.

"Oke, terserah saja. Kamu lapar kan Ra? Aku akan memesan makanan."

Sasuke lebih baik menghindar dari kecurigaan Sakura untuk sementara waktu.








Phone Sex







"Bisa saya bicara dengan ibu dan bapak?" Tanya Sasuke sopan. Sasuke mencari informasi kepulangan kedua orang tua Sakura yang ternyata pulang sore hari, di waktu Sakura masih bekerja.

Sasuke mengambil kesempatan menemui kedua orang tua Sakura di bandara, tanpa sepengetahuan Sakura, karena pasti Sakura tidak mengizinkannya bertemu kedua orang tuanya.

Kizashi dan Mebuki saling bertatapan, berbicara melalui mata. Kizashi kemudian mengangguk.

"Kita duduk di sana." Ajak Kizashi ke arah beberapa kursi khusus menunggu.

Sasuke menurut seraya mempersiapkan hatinya sebelum berbicara serius kepada kedua orang tua Sakura.

"Jadi?" Kizashi lebih dulu memancing Sasuke mengungkapkan maksud dan tujuan menemui mereka.

"Seperti yang bapak dan ibu ketahui. Hubungan saya dan Sakura cukup dekat, bisa di bilang sangat dekat. Saya sangat serius pada putri bapak, saya merasa nyaman dan memiliki perasaan lebih dalam terhadap putri bapak. Maksud saya menemui bapak dan ibu, saya meminta izin kepada kalian berdua untuk memperbolehkan saya mendekati Sakura dan serius kepadanya. Tidak menutup kemungkinan, saya berencana meminang Sakura. Entah dalam waktu dekat atau membutuhkan waktu lebih lama. Intinya, saya serius menjadikannya calon pendamping di masa depan." Dengan satu tarikan napas, Sasuke berhasil menjelaskan maksud dan tujuannya menemui kedua orang tua Sakura tanpa sepengetahuan Sakura.

Kizashi dapat melihat keseriusan Sasuke, Sasuke bukan tipe pria yang suka bermain-main. Sebagai sesama laki-laki, Kizashi bisa membaca karakter Sasuke.

"Lalu, apa menurutmu saya mengizinkan?" Tanya Kizashi, sebagai pancingannya untuk lebih mengetahui keseriusan Sasuke.

Sasuke menutup rapat mulutnya, ia harus berhati-hati dalam berucap. Sedikit salah berucap, jangan harap dirinya bisa mendapatkan restu.

"Saya pikir bapak dan ibu akan mengizinkan selama Sakura menjalani hubungan kami tanpa beban. Saya bisa melihat bapak dan ibu termasuk orang tua yang lebih mengedepankan kenyamanan anak." Jawab Sasuke dengan percaya diri.

"Kalau memang seserius itu. Datanglah ke tempat kami, ke kota Suna. Baru kami bisa menilai dan memutuskan. Karena Sakura putri kesayangan saya, putri satu-satunya yang tidak mungkin saya serahkan begitu saja pada seorang pria yang tidak kami kenal."

BERSAMBUNG












25-01-2022/Selasa/22.09
By. Sasusaku08

Aplikasi Phone Sex 《PDF》 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang