40. "Kamu tidak akan menyesal, Ra."

5.7K 594 88
                                    

Sasuke membuka dashboard mobilnya, sesuai ingatannya, dalam dashboard itu terdapat dasi yang memang sengaja disimpan di mobil untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu ia membutuhkannya. Ternyata dasi itu akan berguna malam ini. Dengan gerakan tangan yang cepat Sasuke mengambil dasi tersebut, menyimpannya di saku mantelnya.

"Keluar, Ra." Titah Sasuke. Sasuke kemudian keluar mobil lebih dulu, lalu memutari mobil. Tidak lama kemudian Sakura keluar dengan memasang wajah datar, namun jantungnya berdebar-debar memikirkan rencana Sasuke. Entahlah, padahal mereka sudah melakukan berkali-kali. Tetapi, Sakura selalu merasa gugup jika membayangkan akan melakukannya lagi.

"Senyum dikit, Ra." Goda Sasuke dengan mencontohkan sebuah senyuman yang tampak manis di wajahnya.

"Kalau di pikir-pikir, kau cocok juga jadi Ukenya seme. Seme mu pasti klepek-klepek lihat senyum manismu."

Seketika senyum Sasuke menghilang saat mendengar perkataan Sakura. Sasuke berdecak kesal, dia laki-laki dominan dan terbukti hanya menyukai Sakura yang notabenenya seorang wanita.

"Lebih cocok jadi suamimu, Ra." Sahut Sasuke yang kini menjadi badmood. Sasuke lalu menggenggam tangan Sakura dan menariknya masuk ke dalam hotel.

"Pasti banyak yang mau jadi istrimu. Kenapa tidak pilih saja salah satu dari mereka?"

Sasuke melirik sekilas ke arah Sakura, perkataan Sakura tidak salah, nyatanya memang banyak yang bersedia menjadi istrinya. Tetapi, Sasuke terlalu malas menghadapi perempuan yang agresif, Sasuke lebih menyukai perempuan yang awalnya pasif, namun setelah bersamanya menjadi agresif. Makanya saat pertama berkenalan dengan Rara, Sasuke sudah mempunyai feeling bahwa Rara masih pasif dan itu kesan pertama yang membuatnya langsung tertarik.

"Aku lebih suka mengejar daripada dikejar." Balas Sasuke dengan mengedipkan matanya ke arah Sakura.

"Lalu setelah dapat. Bosan, dan pergi. Hmm." Sindir Sakura. Maka Sakura tidak begitu melibatkan perasaan  saat bersama Sasuke, agar ketika Sasuke pergi, ia tidak akan terluka.

"Para pria tidak cukup satu wanita." Sambung Sakura.

Sasuke menoleh seketika. "Kata siapa?" Tanyanya.

"Mantan Ino." Balas Sakura.

Sasuke tertawa membuat Sakura melirik bingung ke arahnya. Padahal Sakura merasa tidak ada hal yang lucu untuk di tertawakan.

"Setiap orang itu berbeda, Ra. Memang sih tidak sedikit para pria yang menyamaratakan dengan mengatakan 'para pria pasti'. Padahal kenyataannya, banyak juga pria yang hanya membutuhkan seorang wanita dalam hidupnya. Sama halnya seperti para perempuan, kamu dan sahabatmu tidak bisa disamakan. Buktinya ayahmu." (Aku percaya laki-laki itu beda², tapi sering banget denger perkataan laki-laki yang menyamaratakan sesamanya.)

"Tunggu di sini. Aku pesan kamar dulu."

Sasuke mendudukan Sakura di sofa khusus menunggu, lalu pergi memesan kamar hotel. Sakura melihat gelagat Sasuke yang mencurigakan, memesan kamar seraya tersenyum misterius.

"Pasti dia merencanakan sesuatu." Gumam Sakura mulai menebak-nebak, rencana Sasuke tidak akan jauh-jauh dari urusan ranjang.

Tidak lama kemudian, Sasuke kembali pada Sakura. Mengulurkan tangannya di hadapan Sakura. "Ayo." Ajak Sasuke.

"Aku pulang dalam keadaan utuh?" Tanya Sakura memastikan.

Sasuke tertawa renyah, Sakura tampak waspada dan mencurigainya berbuat hal yang membahayakan. Sasuke menunduk, mendekatkan bibirnya hingga menyentuh daun telinga Sakura, mengulum daun telinga Sakura selama beberapa detik.

"Kamu tidak akan menyesal, Ra." Bisik Sasuke dengan menyeringai misterius menyembunyikan rencana yang telah disusun.

BERSAMBUNG





29/01/2022/Sabtu/08.39
By. Sasusaku08

Aplikasi Phone Sex 《PDF》 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang