44. First Love Sakura

4.9K 532 28
                                    

Pukul tujuh pagi Sasuke sudah berada di perkebunan milik keluarga Haruno, tentunya bersama Kizashi. Musim salju di Kota Suna tidak sedingin di Kota Konoha. Sasuke melihat orang-orang sedang sibuk bekerja di perkebunan apel, jagung, serta Cherry. Sementara Kizashi berjalan dari satu tempat ke tempat yang lain sambil memantau pekerjanya. Sasuke hanya mengikuti Kizashi yang belum bersuara sedikitpun sedari tadi.

"Kau sudah melihatnya. Dari perkebunan ini lah aku bisa membesarkan putriku." Ucap Kizashi yang kemudian berbalik seketika ke arah Sasuke.

"Setelah melihat perkebunan keluarga kami. Apa yang kau pikirkan?" Tanya Kizashi.

Sasuke mengerti, ia sedang diuji.

"Perjuangan dan pengorbanan? Memiliki perkebunan sebesar ini mengorbankan waktu, tenaga, dan biaya yang besar. Anda pasti sangat bekerja keras hingga bisa memiliki perkebunan yang berkembang pesat." Jawab Sasuke.

Kizashi tersenyum kecil, lalu kembali berbalik, melangkah kembali diikuti Sasuke di belakangnya.

"Kau tidak salah, namun kurang tepat." Sejenak Kizashi terdiam, menghirup udara yang cukup dingin namun menyegarkan baginya.

"Perkebunan ini melambangkan kecintaanku pada putriku. Semua yang ditanam di perkebunan ini adalah kesukaan Sakura. Sakura menyukai apel, menyukai Cherry, menyukai Jagung, dan menyukai strawberry. Aku tahu putriku akan terus tumbuh seperti buah kesukaannya, lalu tiba waktu memanen dan aku harus merelakan hasil panenku, dipasarkan. Aku membesarkan Sakura, rasanya tidak rela menyerahkan Sakura kepada pria lain yang belum tentu bisa menyayanginya seperti aku menyayangi putriku."

Kizashi kembali berhenti, berbalik dan menatap tegas mata Sasuke. "Nak Sasuke, ketika menjadi suami, posisikan juga dirimu menjadi seorang ayah. Sebagai ayah, kau pasti tidak akan rela ketika mati-matian menyayangi dan melindungi anakmu, tetapi orang lain dengan mudah melukai anakmu yang susah payah kau jaga.-"

Hhhh

"-Aku juga melakukan hal yang sama terhadap ibu Sakura. Ketika ada godaan terhadapku, aku selalu membayangkan istriku adalah putri kesayanganku yang tidak boleh terluka karenaku. Aku takut apa yang aku lakukan terhadap ibu Sakura, akan dialami oleh Sakura. Hal itu yang membuatku berpikir ulang ketika menghadapi godaan pernikahan, entah tiba-tiba kehilangan perasaan cinta, entah tiba-tiba datang wanita lain, entah tiba-tiba gagal panen, ataupun masalah lain yang akan dialami pasangan suami istri."

Kizashi menghela napas berat, matanya menatap langit, mengenang masa-masa kecil Sakura bersamanya.

"Berat rasanya melepaskan tanggung jawab seorang ayah kepada suami putriku. Tapi, suatu saat aku tentu harus suka rela melepasnya. Putriku mempunyai jalan hidupnya, aku tidak bisa menjadi hambatan baginya. Apa yang ia mau, aku selalu berusaha mengabulkannya. Nak Sasuke, apa kau tahu impian Sakura?" Tanya Kizashi yang beralih menatap Sasuke.

Sasuke teringat, Sakura pernah membahas rumah impian, mungkin itu jawabannya. Dan ayah Sakura pasti sengaja menguji seberapa tahu ia tentang putrinya.

Sasuke mengangguk pasti. "Impian Sakura membangun rumah."

Kizashi menyunggingkan senyuman tertarik, putrinya bukan tipe orang yang mudah terbuka apalagi masalah impian.

"Kau benar. Impian Sakura membangun rumah besar untuk kami, orang tuanya. Padahal kami tidak membutuhkan itu, tapi Sakura berkata ia ingin rumah pemberiannya sebagai hadiah dan bukti cintanya kepada kami. Rumah impiannya sudah selesai dibangun, Sakura pernah berkata akan kembali pulang ke Suna setelah rumah impiannya selesai dibangun. Tetapi, saat kami berkunjung. Kami melihat dia ragu meninggalkan kehidupannya yang sekarang, mungkin dia sudah terlalu nyaman dengan hidupnya di sana."

Sasuke mendengarkan dengan saksama semua perkataan Kizashi dari awal hingga akhir.

"Sakura sangat menyukai strawberry, dan sekarang waktu panennya. Kalau memang kau mencintai putriku. Pasti kau bersedia memanen buah strawberry dan membawakannya. Apa kau bersedia?"

Sasuke mengangguk pasti, memanen strawberry sangat mudah, hanya tinggal memetik saja.

"Tentu, saya bersedia." Balas Sasuke yakin.

"Kalau begitu, gunakan Agrobot itu." Kizashi menunjuk mesin permanen strawberry.

"Dan aku ingin kau membuktikan keseriusanmu dengan menyiram pupuk di area buah cherry

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dan aku ingin kau membuktikan keseriusanmu dengan menyiram pupuk di area buah cherry. Apa kau sanggup?"

BERSAMBUNG








29-01-2022/Sabtu/22.49
By. Sasusaku08

Aplikasi Phone Sex 《PDF》 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang