30. Pengenalan

8.6K 688 45
                                    

"Aku ingin bertemu orang tuamu, Ra."

"Tidak boleh! Cepat pulang! Sebelum orang tuaku datang."

"Tidak mau. Pokoknya aku harus berkenalan dengan calon mertuaku!"

Sakura hampir frustasi, ia sedari tadi berusaha membujuk Sasuke untuk pergi, namun Sasuke kekeh ingin menemui orang tuanya.

"Ckck tuan Uchiha, saya mohon untuk pergi sekarang! Atau saya tidak akan membalas semua pesan anda!" Ancam Sakura dengan serius.

Senyum kecil tersungging di bibir Sasuke, Sasuke tidak rela jika Sakura tidak membalas pesannya.

"Mulai pintar ya Raraku, mulai berani menggunakan kelemahanku." Puji Sasuke dengan senyum paksa karena harus mengalah.

"Ya ya ya, aku memang pintar. Pergilah!" Usir Sakura.

"Rara!" Suara panggilan dari belakang mobil Sasuke mengalihkan perhatian Sasuke maupun Sakura.

Sakura melotot melihat orang tuanya baru turun dari taksi, ia terlambat, karena orang tuanya sudah melihat Sasuke apalagi tangan Sasuke yang berada di pinggangnya. Memang sedari tadi Sasuke setengah memeluknya.

Kisashi dan Mebuki berjalan mendekati Sakura setelah membayar taksi. Sakura mematung tegak dengan tangan Sasuke yang merangkul pinggangnya.

"Siapa dia nak?" Tanya Kizashi memberikan tatapan kecurigaan pada Sasuke dan menatap tajam tangan Sasuke yang tanpa sopan berada di pinggang anaknya.

Sasuke melepaskan tangannya di pinggang Sakura, lalu mengulurkan tangan untuk bersalaman, dan Kizashi menerimanya.

"Perkenalkan, saya Sasuke Uchiha, calon menantu bapak dan ibu." Ucap Sasuke dengan sopan, percaya diri, dan berani memperkenalkan diri.

Sakura melirik tajam pada Sasuke, selain pemaksa, benar-benar nekat.

"Ibu dan ayah pasti lelah, abaikan saja orang gila ini. Ayo kita masuk, bu, yah." Ajak Sakura menggiring kedua orang tuanya untuk segera masuk ke apartemennya.

"Tunggu." Sasuke menahan sesaat, membuat ketiga orang yang hendak masuk ke dalam gedung berbalik menatapnya.

Sasuke mengambil beberapa makanan dan kue-kue yang sempat dibelinya.

"Ini untuk bapak dan ibu, senang bertemu dengan kalian. Nanti Sakura pasti menjelaskan siapa saya, saya pamit dulu. Sampai jumpa di pertemuan selanjutnya." Sasuke mengakhiri ucapannya dengan membungkuk hormat, lalu masuk ke dalam mobilnya membiarkan Sakura yang mengurus sisanya.

Sakura meringis, gara-gara Sasuke ia pasti diinterogasi oleh kedua orang tuanya. Sakura lalu mengambil alih pemberian Sasuke.

"Masuk dulu, ibu, ayah." Ajak Sakura yang kemudian di ikuti kedua orang tuanya masuk ke dalam gedung.

Sesampainya di apartemen, Sakura tidak melihat keberadaan Ino. Sakura bersyukur tidak ada Ino, takutnya Ino sedang beradu di ranjang saat kedua orang tuanya datang.

"Siapa pria tadi?" Tanya ayahnya yang mulai menginterogasi.

Sakura meringis, baru saja masuk apartemen, tapi ayahnya sudah membahasnya. Sakura kemudian menyimpan pemberian Sasuke di dekat meja.

"Hanya teman kantor, yah." Balas Sakura.

"Teman kantor? Tapi berani merangkul pinggangmu, berani memperkenalkan diri sebagai calon menantu. Ada teman yang begitu? Memangnya ayah bisa dibodohi."

"Tapi anaknya manis juga loh ayah. Ibu saja tadi terpana, kelihatannya anak baik-baik kok ayah." Timpap Mebuki menilai Sasuke.

Kizashi melirik tidak suka pada istrinya, memuji pria lain di hadapannya.

"Ibu diam saja, ayah bertanya pada anak kita." Balas Kizashi pada Mebuki agar istrinya diam dulu.

Sakura yang ditatap kedua orang tuanya juga menjadi bingung, mana mungkin ia bilang partner sex, itu gila. Lalu hubungan apa mereka? Atasan dan bawahan, tapi sudah melakukan hubungan badan. Lantas status apa yang bisa mendeskripsikan dan membuat kedua orang tuanya percaya?

"Aku juga tidak tahu, ayah. Kami memang teman, cuma dia memang sering bercanda." Sakura akhirnya berbohong.

"Di mana letak bohongnya? Dia saja terlihat serius, tidak memperlihatkan wajah bercanda. Mau membohongi ayah ya? Kamu pikir ayah tidak paham urusan anak muda, ayah punya kamu itu hasil perjuangan mendapatkan ibumu. Sudah sangat paham ayah masalah begini, pria tadi tidak berbohong, justru anak ayah yang berbohong pada ayahnya sendiri." Ucap Kizashi seolah mendesak putrinya berkata jujur.

Sakura sudah tidak tahu lagi harus beralasan apa, ayahnya bukan tipe orang yang mudah menyerah sebelum mendapatkan jawaban yang pasti.

"Terserah ayah dan ibu menganggap kami apa. Aku tidak akan menjelaskan apapun lagi, kalian berpikir dia pacarku juga terserah."

BERSAMBUNG










18-01-2022/Selasa/20.55
By. Sasusaku08

Aplikasi Phone Sex 《PDF》 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang