30 - Sacrifices

6.8K 964 60
                                    

ᴾʰᵒᵗᵒ ᵇʸ ⱽᵃˡᵉʳⁱⁱᵃ ᴹⁱˡˡᵉʳ ᶠʳᵒᵐ ᴾᵉˣᵉˡˢ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᴾʰᵒᵗᵒ ᵇʸ ⱽᵃˡᵉʳⁱⁱᵃ ᴹⁱˡˡᵉʳ ᶠʳᵒᵐ ᴾᵉˣᵉˡˢ

__________

the thirtieth part

©pearsnpearls, February 2021

__________

note: terkedjoed sekali pas dikasih tau kalo chapter 30 nggak ada. Kita orang juga kaget kak kok bisa tau-tau ilang sendiri padahal udah lama nggak diotak-atik cerita ini huhu. Jadi, temen-temen yang belom sempet baca chapter 30 (since kita nggak tau kapan mulai ilangnya), monggo yaaa... yang mau baca ulang juga silakeun~ *,(*'ω'*)+.


Kai.

Laki-laki itu benar-benar sinting. Sudah satu jam lebih berlalu sejak percakapan yang membuat Chris mendidih, tapi perempuan itu belum juga berhasil menenangkan dirinya. Mereka berdua tidak pernah ada yang saling menyatakan cinta, tapi kenapa Kai segitu pedulinya hingga tega menyingkirkan Narendra?

Perangai Kai yang harus selalu menang memang sudah ada sejak dulu, Chris tahu itu. Tetapi dia tidak habis pikir kalau ia akan bertindak senekat ini. Pria itu tidak benar-benar mencintainya, dia hanya tidak ingin kalah dari Narendra yang bukan siapa-siapa. Bagaimana bisa Kai merasa baik-baik saja harus menikah dengan orang yang dia bahkan tidak menyimpan rasa? Pantas saja dulu mamanya sempat begitu ngotot menjadikannya sebagai menantu. Mereka punya pandangan hidup yang sama—setidaknya hingga semua kebobrokan rumah tangganya terbuka.

Chris masih berusaha menenangkan dirinya di balkon kamar Jaden seraya menghirup banyak-banyak udara segar. Ponselnya ia biarkan tergeletak di dalam kamar dengan mode senyap, mencegah gangguan-gangguan lebih lanjut yang bisa membuatnya semakin naik darah. Kenyataan yang barusan diketahuinya membuat Chris tidak pernah merasa lebih bersyukur memilih Narendra sebagai pengisi hati.

Sejak pindah kantor, pasangannya itu memang jadi lebih susah ditemui, beberapa kali percik konflik juga tercipta. Namun Naren pernah membuat Chris sepakat bahwa kalau sampai ada masalah yang muncul di antara mereka berdua, sebisa mungkin untuk diselesaikan sebelum mereka sama-sama tidur. Prinsip pria itu adalah lebih baik sering bertengkar kecil tapi cepat selesai daripada memendam lama dan membiarkannya jadi bom waktu.

Sebaik apapun hubungan mereka, rasa rindu yang tertahan karena kesibukan mau tak mau memang kerap memicu perdebatan. Pekerjaan Chris yang semakin menumpuk karena perannya sebagai petinggi Janitra sejalan dengan Naren yang tanggung jawabnya kian banyak begitu pindah ke THK.

THK. Chris tiba-tiba menegakkan posisi duduknya, menyadari sesuatu. Perusahaan milik Louis Kaunang, ayah Timmy, waktu itu langsung menawarkan posisi segera setelah Naren mengajukan pengunduran diri dari Janitra. Tahu dari mana lagi mereka soal itu kalau bukan dari Timmy?

NOT A BAD THING ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang