20 - Into Your Life

8.8K 1.4K 78
                                    


ᴾʰᵒᵗᵒ ᵇʸ ˢᵒˡᵒᵈ_ˢʰᵃ ᶠʳᵒᵐ ᴾᵉˣᵉˡˢ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᴾʰᵒᵗᵒ ᵇʸ ˢᵒˡᵒᵈ_ˢʰᵃ ᶠʳᵒᵐ ᴾᵉˣᵉˡˢ

__________

the twentieth part

©pearsnpearls, december 2020

__________

Tahu salah satu tahapan paling menegangkan dalam suatu hubungan? Yak, bertemu dengan orang tua pacar.

Untuk Chrissia yang belum pernah melewati tahap ini sebelumnya, berkunjung ke rumah Narendra membuat frekuensi detak jantungnya naik sepuluh kali lipat. Sepanjang jalan dari kawasan Thamrin hingga ke Jagakarsa, tak henti-hentinya ia menghela napas gugup.

"Kamu deg-degan banget ya?" tanya Naren begitu melihat kekasihnya mulai mengeluarkan kebiasaannya menggigit kuku. Kelihatan sekali dari gelagatnya kalau perempuan yang sedang duduk di kursi penumpang itu sedang kalang kabut.

"Ini pertama kalinya aku ketemu orang tua pacar," jawab Chris berusaha tenang, namun sedikit getaran yang berbaur di suaranya menggambarkan perasaan sebaliknya.

Sedangkan Naren, yang tadinya bersiap mengeluarkan kata-kata penyemangat justru terdistraksi oleh kata 'pacar' yang barusan disebut. Wajahnya kini sumringah, senyumnya mengembang lebar dan matanya hampir hilang karena tulang pipinya ia angkat tinggi-tinggi.

"Kok kamu malah senyum-senyum sih? Seneng ya liat aku nervous?" protes Chris.

"Nggak, aku seneng kamu nyebut aku pacar. Berasa jadi anak SMA yang baru jadian sama gebetan kece gitu."

Jawaban gombal tidak penting yang barusan keluar dari mulut Naren membuat Chris memutar bola matanya seraya mengulum senyum, "Naren! Aku serius ...."

"Chrissia, nggak ada yang perlu kamu takutin. Beneran deh."

"Kalo ibu kamu nggak suka sama aku gimana?"

"Ya aku cari pacar baru𑁋 Aduh!" Cubitan kecil yang nyelekit barusan mendarat di pinggang Naren, diikuti dengan tatapan mendelik dari perempuan di sebelahnya.

"Bercanda ...," ujar Naren masih meringis kesakitan, merengut seperti anak kecil yang permennya diambil.

Kalau lagi seperti ini, biasanya sih Chris tidak perlu minta maaf panjang-panjang. Kecupan singkat di pipi sudah bisa membuat Naren kembali cengengesan.

Berbeda dengan Chris, ini bukan pertama kalinya Naren membawa perempuan untuk dikenalkan ke ibunya. Dulu, semasa SMA, kuliah, dan kerja awal-awal, sudah pernah ada pacar-pacar yang mampir ke rumahnya.

Tapi sejak ia selesai kuliah di London, belum pernah ada lagi pasangan yang menghiasi hidupnya. Mungkin itu alasan sang ibu getol berusaha mengenalkan Naren ke anak-anak temannya, termasuk membujuk anak satu-satunya itu untuk mempertimbangkan mendekati Sabita. Anaknya sudah terus bertambah usia, tapi kehidupan percintaannya justru semakin sepi.

NOT A BAD THING ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang