ᴾʰᵒᵗᵒ ᵇʸ ᴼˡᵉⁿᵏᵃ ᔆᵉʳᵍⁱᵉⁿᵏᵒ ᶠʳᵒᵐ ᴾᵉˣᵉˡˢ
__________
the eighteenth part
©pearsnpearls, november 2020
__________
"Mau ke mana lagi kita?" Naren bersiap-siap sambil mengenakan sabuk pengamannya.
Udara Purwakarta siang itu panas menyengat, khas iklim pantura. Rumah makan sate maranggi yang barusan mereka sambangi juga penuh sesak, membuat mereka tidak terlalu betah berlama-lama berada di dalam. Padahal, makanannya luar biasa enak.
"Terserah kamu aja. Surprise me." Chris menjawab singkat, sibuk mengibaskan kaos yang ia kenakan untuk menangkap angin. Fokusnya saat ini hanya ingin menyetel AC mobil Naren pada mode terdinginnya.
"Wah, susah ini sih kalo suruh bikin kamu surprise."
"Why? You surprised me with this. Sate marangginya enak banget." Chrissia membalas dengan nada datar yang biasa saja. Kadang-kadang Naren geregetan juga, kenapa perempuannya bisa punya ekspresi sedatar tapi tetap segemas itu? Membuatnya tak tahan untuk tidak mengacak-acak lembut rambut Chris.
"Kurang dingin nggak AC-nya? Soalnya freonnya kayaknya lagi ada masalah, padahal baru diganti," tanya Naren seraya membantu mengelap keringat yang mengembun di dahi Chris.
"Nggak kok. Lagian kalo AC nggak dingin kan tinggal buka jendela, Ren ...."
Pernyataan barusan membuat Naren terpingkal, "kita ini jalan balik ngelewatin Cikarang - Bekasi yang mataharinya sejengkal diatas kepala, lho! Masa mau buka jendela."
Chris sebenarnya tidak mengerti soal reputasi Cikarang - Bekasi. Tapi ya sudahlah, kalau memang Naren bilang tidak mungkin untuk buka jendela, dia nurut saja.
Dia tidak bohong saat bilang Naren punya kemampuan untuk membuatnya terkejut. Di kehidupannya yang biasanya hitam-putih, Naren datang membawa warna. Chrissia benar-benar tidak keberatan pergi ke mana saja selama ada Naren di sampingnya.
Pagi ini saja mereka sebenarnya pergi tanpa rencana, hanya ingin muter-muter Jakarta sambil mencari sarapan yang seru. Biasa lah, namanya juga pasangan baru yang sedang dimabuk cinta. Tak penting tujuannya, yang penting perginya sama siapa.
Entah di percakapan yang mana yang kemudian membuat Naren membelokkan arah setirnya menuju tol luar kota. Untungnya akses jalan tol pagi itu lancar jaya sehingga mereka sudah bisa sampai di Purwakarta hanya dalam waktu dua jam lebih sedikit. Tak berbeda jauh dari durasi kantor - rumah Naren kalau sedang jam macet.
"Kamu weekend gini nggak ke rumah mama-papa kamu?"
"Hari ini nggak. Jadwal sarapan barengnya setiap Minggu pagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT A BAD THING ✔️
ChickLit▫️ THE WATTYS 2021 WINNER▫️ Chrissia dan Narendra. Dua orang ini besar di dunia yang berbeda. Bukan, salah satu dari mereka bukannya hantu. Hanya saja, Chrissia nama belakangnya Sadewo dan semua orang tahu kalau keluarga itu tidak akan sembarangan...