10 - The Morning After

10.4K 1.6K 138
                                    

ᴾʰᵒᵗᵒ ᵇʸ ᴼˡᵉⁿᵏᵃ ᔆᵉʳᵍⁱᵉⁿᵏᵒ ᶠʳᵒᵐ ᴾᵉˣᵉˡˢ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᴾʰᵒᵗᵒ ᵇʸ ᴼˡᵉⁿᵏᵃ ᔆᵉʳᵍⁱᵉⁿᵏᵒ ᶠʳᵒᵐ ᴾᵉˣᵉˡˢ

__________

the tenth part

©pearsnpearls, october 2020

__________

Matahari sudah mulai tinggi, tapi tubuh Chrissia masih lengket di kasur. Sesuatu yang tidak biasa untuk seorang morning person sepertinya.

Kepalanya terasa berat sekali. Garis-garis sinar yang menerpa masuk dari sela-sela jendela menyapu hangat wajah perempuan itu. Membuat matanya yang sebenarnya masih mengatup, mau tidak mau perlahan terbuka.

The hangover was bad ... Sudah lama dia tidak minum banyak seperti semalam. Untung nggak sampai jackpot*.

Lagi pula, tidak biasa-biasanya Chris duduk sendirian di bar. Dulu, saat di California maupun New York, biasanya ada Marie atau teman-teman kuliah lain yang menemaninya menenggak bergelas-gelas cocktail atau tequilla shots.

Kalau lagi ingin minum sendiri, Chris sebenarnya lebih memilih melakukannya di rumah.

Ingat Jess adalah tipe yang jadi cengeng kalau sedang mabuk? Nah Chrissia sebaliknya. Dia akan tidur seperti orang pingsan atau bahkan mati. Dia tentu tidak mau dong, teler di tempat asing.

Ya, kecuali semalam.

Akhir-akhir ini, diam sendirian di condominiumnya terasa begitu sepi. Bahkan untuk menikmati segelas wine kesukaannya.

Tapi di sisi lain, bertandang ke apartment Marie atau rumah Jess juga dirasa bukan pilihan.

Dia kesepian, tapi sedang ingin sendirian. Gimana tuh? Yes, women are complicated.

Tapi akibat kelakuan tidak jelasnya semalam, sekarang Chris harus menerima konsekuensinya.

Kepalanya berat, sekujur tubuhnya sakit, dan suara benturan antara sodet kayu versus panci yang datang dari arah dapur sekarang terasa bising bukan main. Telinganya seperti sedang diteriaki orang pakai toa masjid.

Chris bahkan perlu susah payah mengumpulkan seluruh kekuatannya yang tersisa untuk sekadar terduduk di pinggir kasur. Pijatan pelan di pelipis yang sejak bangun tadi dilakukan, tidak memberikan pengaruh berarti.

Lampu ujung ponselnya yang tergeletak di nakas berkedip berkali-kali, mengganggu fokus Chris yang sedang berusaha meregangkan badannya.

Oh shit!

Chris memekik kaget. Sekarang sudah pukul 7.30 pagi. Di hari-hari kerja lainnya, saat ini dia pasti sudah terduduk rapi di depan laptop di ruangan kantor. Tapi dengan kondisi badannya yang masih terasa rontok, tentu siap-siap secepat kilat, mustahil dilakukan.

NOT A BAD THING ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang