01 - The Breakfast Club

24.8K 2.1K 272
                                    


ᴾʰᵒᵗᵒ ᵇʸ ⱽᵃˡᵉʳⁱⁱᵃ ᴹⁱˡˡᵉʳ ᶠʳᵒᵐ ᴾᵉˣᵉˡˢ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᴾʰᵒᵗᵒ ᵇʸ ⱽᵃˡᵉʳⁱⁱᵃ ᴹⁱˡˡᵉʳ ᶠʳᵒᵐ ᴾᵉˣᵉˡˢ

__________

the first part

©pearsnpearls, october 2020

__________

"Nyarap, gaes!"

"Nah! Dateng juga ni yang ditunggu!" ujar Naren semangat.

"Laper gue, We! Astaga! Nyaris gue kunyah tangan Bang Naren gara-gara nungguin lo kelamaan," sahut Sesa yang seperti biasa, jadi penunggu bangku kosong di sebelah meja kerja Naren.

"Bang lo workout, ya? Kok kayaknya jadi lebih buff gitu deh akhir-akhir ini." Sesa meninju pelan bahu Naren yang terlihat lebih lebar dan tegap dari biasanya.

"Eh, udah keliatan ya?" Lelaki itu tersenyum bangga sambil menggosok-gosok lengan atasnya.

"Ck! Jangan ngunyah tangan Naren dong, Ses. Cemburu nih gue ...." Cakwe merengut.

Sesa mendengus sambil mengangkat line telepon di meja Naren lalu menekan beberapa nomor sebelum akhirnya tersambung, "Halo, Nay, hayu maem!"

Pasukan lantai 15 yang satu ini memang hampir setiap hari sarapan bareng. Kadang bubur ayam, kadang nasi uduk belakang kantor, tapi yang paling sering sih sarapan cakwe bawaannya well ... si Cakwe.

"Jan," Naren mencolek Janu yang sedang khusyuk mendengarkan sesuatu dengan headphone-nya. Tanpa aba-aba tambahan, ia langsung mengerti maksud temannya itu dan langsung masuk barisan menuju pantry.

Saking sudah biasanya, Cakwe langsung sigap menyusun mangkok untuk wadah kuah merah dan beberapa piring untuk menampung menu sarapan andalan mereka itu.

"Kok siangan lu, We?" tanya Janu.

"Stasiun Klender penuh bangat anjir! Lebih penuh dari biasanya. Tadinya mau sabar aja nunggu sampe beberapa kereta lewat tapi antrian nggak surut-surut. Yaudah sikat dah daripada kelamaan! Untung nggak kena pelecehan ini gua."

"Nggak ada yang mau ngelecehin elo juga sih, We," tangkas Naren sambil merobek cakwe di hadapannya menjadi dua.

Bingung kenapa bisa ada orang dipanggil Cakwe? Sebenarnya sih tidak ada filosofi aneh-aneh di balik nama panggilan Hanggara. Dia dipanggil Cakwe ya karena memang dari dulu sering banget jajan makanan yang satu itu.

Apalagi dia satu-satunya yang naik KRL di antara mereka berlima. Tahu sendiri, kan? Stasiun memang surganya jajanan enak, termasuk cakwe, kue bantal dan kawan-kawannya. Jadilah hampir tiap pagi dia membungkus berbagai titipan anak kantor.

Kalau ada sesi wawancara untuk para abang ojek online yang pernah mengantar si Cakwe dari stasiun Gondangdia menuju kantor saat pagi hari, pasti rata-rata pengalamannya sama; punggungnya anget kena bungkusan makanan.

NOT A BAD THING ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang