04 - The Dinner

11.4K 1.5K 66
                                    


ᴾʰᵒᵗᵒ ᵇʸ ˢᵒˡᵒᵈ_ˢʰᵃ ᶠʳᵒᵐ ᴾᵉˣᵉˡˢ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᴾʰᵒᵗᵒ ᵇʸ ˢᵒˡᵒᵈ_ˢʰᵃ ᶠʳᵒᵐ ᴾᵉˣᵉˡˢ

__________

the fourth part

©pearsnpearls, october 2020

__________




"Oh, Naren! Finally ...," pekik Chris saat Naren mengetuk pintu ruangannya barusan.

"Bu, saya minta maaf banget ya kita jadi baru bisa kerjain bareng lagi sekarang."

Naren dan Chris sudah merencanakan dengan matang soal pengerjaan proposal proyek resort di Jogja. Karena hanya diberi waktu dua minggu untuk mengerjakannya, mereka sudah mengatur jadwal untuk bekerja bersama tiga kali seminggu.

Tapi apa daya, jadwal sempurna di atas kertas, tidak semudah itu untuk dijalankan. Alhasil, minggu lalu mereka hanya bisa mengerjakan proposal itu satu kali gara-gara baik Naren maupun Chris sama-sama sibuk mengurus beberapa proyek lain.

"No, saya juga kan seminggu ini ternyata disuruh Pak Amar ikut beliau ke beberapa lokasi buat orientasi saya." Naren sedikit kaget mendengar Chris memanggil Ayahnya dengan sebutan resmi layaknya karyawan lain di kantor itu.

"Kalau sesuai jadwal yang kita bikin waktu itu, masih ada berapa hari lagi sampai submit proposal ini ke Pak Lesmana?" lanjut Chris.

"Tiga kali ngerjain lagi, Bu... Kita rencana submit Jumat ini." Naren menahan tawanya. Tawa miris, tentunya. Dia ragu kalau proposal ini benar-benar bisa selesai sesuai deadline. Pasalnya, pekerjaan mereka yang lain juga sudah memanggil-manggil untuk dikerjakan.

"Bisa! Bisa! Kan ada kamu." Chris mengeluarkan tawa yang sama.

"Yah Bu Chris mah sukanya gitu," tanggap Naren bercanda, berusaha mencairkan sedikit kepanikan yang tercipta. Tapi Chris seperti biasa hanya menanggapinya dengan wajah datar. Naren jadi sedikit takut kalau dia salah ucap.

Udah lah bodo amat, sekarang yang penting ini proposal kelar dulu, batin Naren.

Ditunjuk untuk kerja bareng dengan sosok seorang Chrissia Sadewo sebenarnya membuat Naren sedikit deg-degan. Sebab dari Sesa sampai Naya, semua mewanti-wanti kalau ia harus hati-hati.

Setiap Naren selesai meeting dengan Chris, Cakwe dan Janu seringnya bergantian bertanya, "Masih idup lo?".

Ya Naren sih tidak menyalahkan mereka semua. Bu Chris dari luar memang kelihatannya galak dan judes.

Gara-gara ini, Naren juga jadi terbawa sugesti untuk sedikit takut dan segan saat pertama kali bertemu. Namun berkaca dari beberapa kali obrolan dan meeting yang dilalui bersama, ternyata perempuan itu sebenarnya tidak seseram gosipnya.

NOT A BAD THING ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang