06 - One of a Kind

10.2K 1.5K 105
                                    


ᴾʰᵒᵗᵒ ᵇʸ ᴼˡᵉⁿᵏᵃ ᔆᵉʳᵍⁱᵉⁿᵏᵒ ᶠʳᵒᵐ ᴾᵉˣᵉˡˢ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᴾʰᵒᵗᵒ ᵇʸ ᴼˡᵉⁿᵏᵃ ᔆᵉʳᵍⁱᵉⁿᵏᵒ ᶠʳᵒᵐ ᴾᵉˣᵉˡˢ

__________

the sixth part

©pearsnpearls, october 2020

__________



"Revisi kita, Bu ...." Tawa miris keluar dari mulut Naren. Ia, Chris, dan lima karyawan lainnya baru saja keluar dari ruangan Pak Lesmana setelah selesai meeting soal proyek Jogja hingga 3 jam lebih.

Sekarang sudah pukul 6 sore dan revisi proposal barusan sepertinya jadi pertanda kalau malam ini Chris dan Naren lagi-lagi harus bertahan di kantor hingga larut malam.

"Kalo kita start revisinya habis jam tujuh aja, sempet selesai hari ini nggak ya kira-kira?" Chris memijat pangkal hidungnya lelah dan mengedipkan matanya beberapa kali. Suaranya mulai terdengar sengau.

"Ibu mau flu ya?"

"Kayaknya, nih ... Beberapa hari kurang tidur tapi nggak minum vitamin jadinya gini."

"Yaudah ibu istirahat aja, sisanya saya yang kerjain, kan nggak terlalu banyak juga."

"Eh jangan dong, Ren ... kita kerjain bareng biar cepet selesai," protes Chris.

"Atau saya malah menghambat produktivitas kamu jangan-jangan?"

"Enggak lah, Bu!" Naren tertawa, "Waktu ibu bilang mau ngerepotin saya pas awal-awal itu, saya sebenernya udah siap-siap tuh. Tapi ternyata ibu malah ngebantu banget, nggak ada ngerepotinnya sama sekali."

"Oh, berarti image saya kayak yang ngerepotin gitu ya? Si anak manja ini kayaknya bakal nyusahin hidup gue nih kedepannya! Gitu?"

"Eh, ng-nggak, Bu. M-maksud saya-" Naren terbata panik. Duh, tamat sudah karirnya.

Melihat wajah Naren yang tiba-tiba pucat, Chris mau tidak mau tertawa lepas, "It's a joke, Narendra!"

Naren membuang nafasnya lega, mengeluarkan suara tawa namun masih terbata. "Hampir aja saya siap-siap pamitan last day sama anak-anak, Bu."

"Maaf ya, emang banyak yang nggak paham sama jokes saya kok, you're not the only one." Chris masih tertawa, "but I got your point."

Bu Chris ini sekalinya bercanda beneran bisa bikin orang hampir pipis di celana. Tapi Naren sama sekali tidak keberatan. Lagian, ini sepertinya adalah suasana tersantai yang pernah mereka lalui berdua setelah percakapan-percakapan sebelumnya lebih banyak diisi oleh seruan panik dan tegang karena deadline, hingga awkward karena belum begitu mengenal satu sama lain.

Apalagi tempo hari, pas ada si Kai Kai itu. Masa sih mereka pacaran? Pertanyaan itu berulang kali muncul di kepala Naren.

"Ibu jadi mau istirahat dulu?"

NOT A BAD THING ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang