Walau usiaku sudah belasan tahun dan duduk di bangku smp namun sikap ku bak seorang bocah yang sangat gembira di mandiin sama bapaknya saat pak misdi mengguyurkan air hangat ke tubuhku aku malah memainkan air tersebut dan membuat cipratan yang langsung membuat baju dan celana pak misdi ikutan basah bahkan dengan sengaja aku menginjak injak air dengan kuat layaknya anak kecil.
Pak misdi hanya tersenyum melihat tingkah laku ku.
"Sudah den nanti bapak bisa basah kuyub. Den rey sekarang bapak sabunin ya".
"Sekalian saja bapak mandi. Kan sudah basah semua. Tadi juga saat rey meluk bapak masih bau acem". Ucapku dengan polosnya.
"Bapak sudah mandi tadi den . Mana ada bau asem bapak wangi bengi. Mungkin bau acem nya dari adem kali" ucap pak misdi sambil sibuk menyabuni tubuhku.
"Bapak... Rey bilang sekali lagi walau rey ngak mandi 3 hari pun bau badan rey tetep wangi" ucapku kesal.
"Iya den bapak hanya bercanda. Tubuh den rey ini bagus . Putih bersih beda dengan anak bapak di kampung. Tapi dia hebat setelah di potong itunya sudah tidak mau dimandiin bapak lagi. Katanya malu sudah dewasa"
"Masa iya pak. Kan bapak itu bapak kandungnya sendiri kenapa harus malu"
"Ya katanya malu den sudah dewasa . Sudah mulai tumbuh bulu bula halus di bagian tertentu".
"Dibagian mana pak. Kok beda sama rey. Rey ngak numbuh bulu dimana mana"
"Di bagian sini" ucap pak misdi sambil jongkok dan menyabuni bagian ketiak ku lanjut kebagian tubuh ku yang lain
"Disini juga" ucapnya sambil menyabuni bagian bawah pusar ku dan selangkangan ku.
"Tapi kenapa rey tidak ada ya pak. Punya bapak juga seperti itu kah?" Tanyaku dengan polos
"Iya punya bapak juga ada" ucap pak misdi sambil terus menyabuni kaki ku.
Namun saat pak misdi hendak membersihkan batang kencingku pak misdi nampak membuat gerakan yang aneh dan membuat nya berdiri .
"Pak kenapa berdiri pak punya rey. Apa itu penyakit ya kok tiba tiba bisa berdiri sendiri saat di pegang" ucapku polos.
"Ya itu tanyanya den rey sudah dewasa . Den rey harus mandi sendiri tidak dimandiin bapak lagi". Ucap pak misdi tersenyum.
"Punya bapak juga begitu kah pak. Kalau di pegang dengan gerakan seperti itu"
"Iya punya bapak juga seperti itu den. Sekarang aden balik badan bapak sabunin bagian belakangnya
Saat pak misdi menyabuni bagian belakang tubuhku dan membersihkan bagian belahan pantatku aku mencoba memegang dan mempraktekkan apa yang pak misdi tadi lakukan kepadaku. Aku merasakan ada nikmat yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Perasaan yang aneh yang selama ini belum aku temui.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTI SEBUAH CINTA
Non-Fictioncinta sejati hanyalah dia yang begitu berarti dalam hidupmu. walau banyak sekali cinta yang datang tapi dia yang bertahan adalah bukti cinta sejati