Setelah selesai mandi pak misdi langsung membawakan ku segelas susu dan 4 potong roti bakar kesukaan ku untuk sarapan. Dengan cekatan pak misdi memotong roti tersebut menjadi kecil dan menyuapiku dengan penuh semangat.
"Den rey sudah besar besuk kalau bapak tinggal den rey harus bisa mandiri ya". Ucap pak misdi
"Rey ngak mau ditinggal sendiri. Bagaimana kalau Rey ikut bapak pulang kampung". ucapku.
"Ngak bisa den nanti tuan marah".
"Ngak mau rey pengen ikut bapak lagian rey juga libur. Daripada dirumah sendiri . Takut digigit laba laba. Siapa yang nolongin rey. Rey juga pengen lihat rumah bapak. Disana ada anak bapak . Rey jadi punya teman dan bisa bermain bersama"
"Ya sudah nanti bapak coba minta ijin sama tuan besar"
"Horeee..." Teriak ku sambil loncat kegirangan layaknya bocah yang habis di belikan mainan.
"Sarapannya dihabiskan dulu den. Setelah itu den rey bisa istirahat bapak mau siap siap buat besuk" ucap pak misdi.
Dengan sigapnya aku langsung menghabiskan segelas susu dan roti buatan pak misdi. Pak misdi terlihat senang karna aku sarapan dengan baik hari ini.
Malam harinya seusai makan malam pak misdi menghadap papaku di ruang kerjanya.
Untuk meminta izin untuk mengajak diriku pulang ke kampung halamannya sedangkan diriku sudah berdiri di depan pintu untuk mendengarkan percakapan mereka."Maaf tuan dan nyonya. Saya mau minta ijin besuk untuk ambil cuti pulang kampung" ucap pak misdi.
"Bukan nya mas sudah minta ijin kemarin. Dan gaji serta bonus mas sudah saya transfer kemarin?" tanya papaku
"Iya tuan. Tapi ini berbeda tuan. Saya minta ijin ingin mengajak rey ke kampung saya" ucap pak misdi gemetaran.
"Jangan aneh aneh mas. Mas libur cuti kerja kalau bawa rey nanti malah ngrepoti mas disana" ucap papaku dengan lantang.
"Ngak masalah pa.. rey kan juga libur. Rey juga butuh refreshing. Butuh tau kehidupan di luar sana. Apalagi dikampung biar dia bisa belajar kehidupan sederhana disana . Biar menjadi anak yang mandiri" kata mamaku.
"Tapi ma.... Papa takut ngrepoti mas misdi nanti"
"Tidak tuan dan nyonya. Saya tidak merasa di repotkan sama sekali. Memang benar kata nyonya tuan . Rey bisa belajar kehidupan di desa"
"Hemmm...... Besuk saya libur . Saya bisa menemani rey beberapa hari selagi mas misdi pulang. Rey biar saya yang jaga. Biar rey belajar mandiri. Tidak tergantung sama mas" ucap papaku lantang.
Aku mendengar bahwa rencanaku tidak mendapatkan ijin dari papa langsung berlari ke kamar dan langsung membanting pintu kamar ku dengan keras. Aku pun langsung mematikan lampu kamarku dan menangis di bawah selimutku.
Aku tidak tau pembicaraan mereka lagi. Yang aku rasakan saat ini aku marah dan membenci papaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTI SEBUAH CINTA
Non-Fictioncinta sejati hanyalah dia yang begitu berarti dalam hidupmu. walau banyak sekali cinta yang datang tapi dia yang bertahan adalah bukti cinta sejati