ep 32

3.3K 76 0
                                    

"Sudah pak. Sudah tidak sakit lagi" ucapku sambil menahan tangan bapak.

"Oh iya den maaf. Bapak hanya..." Suara itu tertahan.

"Mau rey bantu ?" Tanyaku sambil menatap bapak tajam.

"Tidak usah den . Bapak tidak berani bapak takut"

"Bukan kah bapak tadi bilang . Pengen melihat rey yang manja seperti anak kecil dulu. Ya sekarang rey sudah berubah jadi manja. Bukan kah dulu rey juga pernah bantu bapak saat rey masih manja?"

"Tapi den bapak ngak mau terulang lagi. Cukup sekali dalam hidup bapak saja.dan cukup sekali untuk hidup den rey"

"Pak rey sudah besar. Sudah 17tahun hampir 18 tahun besuk. Rey sudah dewasa. Untuk tahu hal hal seperti ini. Bukan hal tabu lagi kan bagi rey"

"Iya den tapi... Bapak takut hal yang bapak takutkan selama ini terjadi"

"Sudah dari pada punya bapak tanggung masih keras seperti ini? " Ucapku yang sudaj meraba dan meremas kontol pak misdi dari luar celana panjangnya.

Pak misdi pun langsung langsung memegang tanganku dan menatap ku sayu. Tanganga juga menyingkirkan tanganku dari tonjolan di celananya

"Tidak den" sambil menggelengkan kepalanya.

Aku langsung meletakkan tangan pak misdi di pahaku sambil menggerakkan tangannya seolah olah mengelus pahaku.

"Bukan kah bapak sejak tadi tidak fokus memijitku tapi bapak fokus melihat pahaku. Sehingga kontol bapak malah semakin keras?"

"Ya sudah den bapak mengalah. Untuk saat ini saja ya. Bantu bapaknya ?"

Akupun mengangguk. Tangan pak misdi masih berada di pahaku sedangakan tangan ku sudah mengelus elus bagian tonjolan itu

Aku mencoba duduk di tepi ranjang juga. Pak misdi juga duduk di sana. Pak misdi sudah dikuasai nafsunya karna elusan ku. Tak perlu waktu lama pak misdi melepas ikat celana nya dan menurunkan resletingnya serta membuka kolornya untuk mengeluarkan kontolnya yang sudaj berdiri tegak.

Aku sedikit kaget dengan ukuran kontol pak misdi. Entah mengapa terlihat jauh lebih besar dibanding waktu aku masih smp dulu.

"Kok diem den katanya mau bantu bapak" ucapnya sambil meletakkan tanganku untuk menggenggam kontolnya.

Jantungku rasanya mau copot ketika menggenggam kontol pak misdi. Jantungku berdebar sangat kencang.

"Apakah aden sudah lupa caranya kok hanya dipegang saja"

Belum aku menjawab dan bertindak tangan pak misdi menuntun tanganku untuk membuat gerakan kocokan yang pelan dan lembut.

"Tangan aden memang benar benar lembut. Enak sekali rasanya di kocokin sama aden"

Aku tahu pak misdi sudah di kuasai nafsunya. Matanya juga sambil dipejamkan ketika tangaku mengocok kontolnya pelan.
Tangan pak misdi pun dilepaskan kini tangan pak misdi hanya meremas remas sprei ku.

Aku merasakan kontol pak misdi bener bener berkedut. Menandakan dia bener bener menikmatinya aku hanya terus  fokus melihat kontol pak misdi.

Setelah beberapa lama aku kocok. Aku melihat ada cairan putih bening yang keluar dari kontol pak misdi. Tubuhku rasanya panas dingin. Cairan itu yang membuat aku dulu di usir tapi cairan itu pula yang membuat aku bahagia. Sebab rasanya sangat manis enak.

Entak pak misdi sadar atau tidak aku sudah jongkok di depannya. Aku juga masih mengocok pelan kontol pak misdi. Namun semakin aku kocok cairan itu semakin banyak keluar. Aku sudah tidak bisa memahan nya lagi. Aku langsung menjulurkan lidahku menjilati cairan yang keluar dari lubang kencing pak misdi di sekitaran kepala kontolnya.

"Enak sekali den"

Aku langsung menghentikan jilatanku dan menatap ke arah pak misdi. Namun pak misdi ternyata sudah membuka mata dan sudah menatapku sayu.

ARTI SEBUAH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang