ep 17

3.4K 67 0
                                    

Hari sudah menjelang magrib . Pak misdi menyuruhku untuk mandi bersama anaknya wawan karna kami terlihat sangat akrab jadi aku sudah tidak merasa canggung lagi dan karna kami masih sama sama bocah tapi saat di dalam kamar mandi aku merasa malu karna banyak sekali perbedaan antara wawan dan aku. Wawan juga memiliki bulu yang lumayan lebat di bagian selangkangannya sedangkan aku mulus tanpa bulu. Ditambah kulitku yang putih bersih sampai titid ku juga bersih tak berwarna coklat / hitam seperti punya pak misdi atau wawan. Aku hanya diam tanpa aku bertanya sama wawan karna malu. Namun saat aku baru mengguyurkan air ke badanku rasanya air sangat dingin dan aku pun langsung menggigil kedinginan baru kali ini aku merasakan air sedingin ini.

"Kenapa kamu rey" tanya wawan

"Air nya sangat dingin wan" ucapku mendekap tubuhku.

Wawan pun langsung berteriak dari kamar mandi.

"Pak .... Bapak.... Rey kedinginan cepat kesini" teriak nya

Dengan cepat pak misdi langsung berlari dan menghambil handuk untuk ku dan membungkus tubuhku dengan handuk.

"Pak.... Malu wawan baru mandi bapak main masuk saja". Ucapnya sambil menutup bagian kemaluannya.

"Bapak minta maaf ya sudah kamu mandi cepet ditunggu sama kakek disuruh nenemin kakek dan tidur disana. Nanti biar rey mandi sama bapak nunggu air hangat nya.

"Wawan masih mau main sama rey pak" jawabnya sambil membelakangi pak misdi dan membersihkan tubuhnya dari sabun.

"Besuk lagi kan masih bisa rey masih lama disini" sahut pak misdi.

Akhirnya wawanpun segera menyelesaikan mandinya. Sebelum keluar dengan lilitan handuk wawan pun pamit ke aku.

"Rey aku tinggal dulu ya besuk main lagi. Mau nemenin kakek ngak jauh dari sini kok".

"Iya ngak papa " ucapku masih kedinginan.

Setelah wawan keluar pak misdi membawa sebuah termos air hangat dan menuangkan nua ke ember untukku mandi. Setelah air yg disiapkan untukku selesai aku segera membuka handuk dan segera mengguyur badan ku dengan air hangat. Sedangkan pak misdi langsung mencopot seluruh pakaiannya kemudian dia mengguyur badannya dengan air yg ada di bak sama seperti wawan tadi.

"Ngak kedinginan pak" ucapku saat pak misdi sedang menyabuni seluruh tubuhnya dengan sabun dan memberiku sabun juga.

"Tidak den. Malah bapak kangen mandi dengan air dingin seperti ini"

Pak misdi sedikit lama membersihkan bagian kontolnya. Entah mengapa apa yang dilakukannya membuat aku seperti terhiptonis ingin terus melihatnya.

Tapi karna aku tidak mau mati kedinginan aku segera menyelesaikan mandiku. Memang udara disini berbeda dengan di kota. Tanpa ac saja sudah dingin membuat diriku betah.  Kamipun sama sama menyelesaikan mandi kami.

ARTI SEBUAH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang